Liputan6.com, Jakarta - Puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) menyambangi Gedung MPR/DPR/DPD Senayan, Jakarta Pusat. Mereka menemui Wakil Ketua DPR Fadli Zon.
Kedatangan kader HMI ini untuk mengadukan penangkapan dan penetapan tersangka pada lima kader HMI terkait kericuhan demo 4 November 2016.
Baca Juga
"Kita minta DPR juga bisa mengawasi dan mendampingi sehingga kader-kader tidak dikriminalisasi," kata Ketua Umum PB HMI Mulyadi P Tamsir, di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Jumat (11/11/2016).
Advertisement
Menurut dia, lima orang itu ditetapkan sebagai tersangka tanpa alasan dan landasan yang jelas. Proses penetapannya itu pun sangat cepat.
"Beberapa orang yang ditangkap itu diciduk dua hari setelah pelaksanaan aksi, satu dibebaskan tanpa status apa pun, kemudian proses BAP saya pertanyakan apa yang mereka lakukan. Temen- temen yang diciduk bingung karena tak lakukan apa pun dan bukti foto mereka mukul enggak ada, kecuali Ismail itu kader HMI, pertama kali demo hanya pegang bambu belah," papar Mulyadi.
Dia mengatakan, tidak masuk akal dan rasional jika mereka dianggap provokator. Mulyadi juga meminta DPR mengawasi untuk rasa keadilan masyarakat. Karena menurutnya ini mengancam keutuhan NKRI.
"Seluruh perhimpunan mahasiswa Islam kita sudah difitnah dan dihasut, itu menghancurkan perhimpunan. Kita sudah lapor Propam dan Komnas HAM atas pencidukan yang tidak berprinsip pada HAM," ucap dia.
"Sampai saat ini 4 orang kader HMI masih ditahan. Kami harap mereka lepas tanpa status tersangka," imbuh Mulyadi.
Mulyadi juga menyampaikan, DPR harus tetap mendampingi tuntutan umat Islam terhadap Gubernur nonaktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
"Kita meminta DPR sebagai wakil rakyat untuk mendukung apa yang menjadi tuntutan rakyat Indonesia, umat Islam tentang penistaan agama, penegakan hukum harus objektif," tegas Mulyadi.
Ahmad Dolly Kurnia, yang juga perwakilan HMI menilai, penangkapan kader HMI di sekretariat PB HMI merupakan bukti nyata bahwa pemerintah akan menjadikan HMI sebagai kambing hitam. Ini menjadi bagian dari upaya mencari aktor politik seperti yang diimajinasikan Presiden Jokowi.
Dolly menyatakan, penangkapan kader HMI tersebut hanyalah pengalihan isu dari demo terkait pidato kontroversi Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Ia menyebut, penangkapan tersebut juga bentuk kriminalisasi terhadap aktivis mahasiswa.
"Upaya tersebut juga merupakan penggembosan, pelemahan terhadap aksi bela Islam yang menuntut tangkap Ahok yang menistakan Alquran. Itu juga merupakan bukti nyata pemerintahan Jokowi antikritik dan antidemokrasi," Dolly menandaskan.
Polda Metro Jaya menetapkan lima kader HMI menjadi tersangka terkait tindak kekerasan saat aksi damai 4 November. Berdasarkan investigasi, mereka terlibat dalam upaya perlawanan terhadap petugas saat unjuk rasa kasus dugaan penistaan agama itu.
"Kelimanya statusnya sebagai tersangka. Sudah dilakukan penyelidikan," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Awi Setiyono.