ART Korban Selamat Pembunuhan Pulomas Baru 3 Pekan di Rumah Dodi

Sebelum bekerja di Pulomas Jakarta, Emi hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurusi dua anak lainnya, adik dari Santi.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 28 Des 2016, 13:04 WIB
Diterbitkan 28 Des 2016, 13:04 WIB
20161227-Perampokan Sadis di Rumah Mewah Pulomas-Fanani
Kerabat mendatangi rumah mewah lokasi perampokan sadis yang terjadi di Jalan Pulomas Utara, Kayuputih, Pulogadung, Jakarta Timur, Selasa (27/12). Pemilik rumah itu bernama Dodi Triono (59) yang merupakan seorang arsitektur. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Bibih (43) menyambangi RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur. Dia membesuk istri dan anaknya yang menjadi korban selamat pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta Timur. Bibih ke Jakarta ditemani saudaranya, Wawan (45).

Dua laki-laki ini datang untuk melihat kondisi Emi (41) dan Santi (22) yang menjadi korban penyekapan bersama sembilan orang lainnya di dalam kamar mandi milik Dodi Triono yang berukuran 1,5 m x 1,5 m.

Bibih dan Wawan yang berasal dari Sukabumi mengaku terkejut ketika lurah setempat memberi kabar istri dan anaknya itu menjadi korban penyekapan sadis.

"Saya dikasih tahu sama Pak Lurah, sama dari Polsek. Mereka mengantar saya untuk pergi ke sini," ucap Wawan di depan halaman RS Kartika Pulomas, Jakarta Timur, Rabu (28/12/2016).

Wawan bercerita, Emi dan Santi baru tiga pekan bekerja di kediaman Dodi Triono (59) pemilik rumah yang menjadi korban meninggal. Keduanya bekerja karena mendapat informasi dari Yanto, sopir korban.

"Santi sudah lama di Jakarta, sempat kerja di Rawamangun selama dua tahun bareng Yanto. Yanto pindah ke sini, mengajak Santi. Yanto bilang butuh dua orang, makanya Santi mengajak Emi," ujar Wawan.

Sebelum bekerja di Jakarta, Emi hanya seorang ibu rumah tangga yang mengurusi dua anak lainnya, adik dari Santi.

"Ibu Emi anaknya tiga, yang kecil usia 9 tahun, sama ada yang 14 tahun. Nah, yang paling besar itu Santi," Wawan menjelaskan.

Bibih berharap istrinya segera pulih. "Saya menyerahkan sepenuhnya kepada pihak rumah sakit," kata Bibih.

Melihat kondisi Emi dan Santi yang masih baik-baik saja, mereka pun kembali ke Sukabumi, Jawa Barat. "Saya enggak tahu kapan diperbolehkan pulang. Sudah bertemu sama dokter. Tapi dokter enggak ngomong apa-apa," kata Wawan.

Sebanyak 11 orang disekap di dalam kamar mandi berukuran 1,5 x 1,5 meter tanpa ventilasi selama 17 jam di sebuah rumah mewah di Jalan Pulomas Utara, Nomor 7A, Kayu Putih, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Saat ditemukan pada Selasa, 27 Desember 2016, didapati enam orang tewas dan lima luka-luka dalam peristiwa ini.

Enam korban tewas, yakni pemilik rumah Dodi Triono (59) serta dua putrinya, Diona Arika Andra Putri (16) dan Dianita Gemma Dzalfayla (9). Kemudian teman Gemma, Amel, serta dua sopir bernama Yanto dan Tasrok.

Sementara lima korban selamat dari aksi penyekapan sadis yakni, dua anak korban bernama Zanette Kalila Azaria (13) dan Fitriani (23). Serta tiga asisten rumah tangga bernama Emi (41), Santi (22), dan Windy (23).

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya