Sedihnya Atila, Adik Amel Korban Pembunuhan Sadis di Pulomas

Tak banyak suara yang diucapkan Atila. Namun, di usianya yang masih bocah, dia terlihat tegar.

oleh Fernando Purba diperbarui 28 Des 2016, 13:21 WIB
Diterbitkan 28 Des 2016, 13:21 WIB
Fernando Purba/Liputan6.com
Pemakaman Amel di TPU Jatisari Bekasi (Fernando Purba/Liputan6.com)

Liputan6.com, Bekasi - Wajah Atila terlihat murung. Bocah 6 tahun itu terlihat sedih karena harus kehilangan kakaknya, Amelia Calista Putri, yang menjadi salah satu korban pembunuhan sadis di Pulomas, Jakarta.

"Itu kakak disalatin," tunjuk Atila ke keranda yang berisi jasad kakaknya, Bekasi (28/12/2016).

Atila lalu berjalan ke samping Musalah Annimah, tempat sang kakak disemayamkan. Putri kedua dari dua bersaudara pasangan Rosi Herawati dan Rizal Palevi itu lalu membuka salah satu jendela yang paling depan. Atila kemudian melongok ke dalam dan kedua bola matanya menatap kosong.

Tak banyak suara yang diucapkan Atila. Namun, di usianya yang masih bocah, dia terlihat tegar. Ia bahkan tak terlalu menghiraukan sanak keluarganya yang tengah sibuk mencari keberadaanya.

"Hayuk, Dek, kita mau ke pemakaman," kata salah seorang tante korban.

Tak berselang lama, keranda jenazah Amelia Calista Putri digotong ke luar oleh sejumlah orang. Tepat pukul 08.30 WIB, jenazah Amel lalu dibawa ke TPU Jatisari, Kecamatan Jatiasih, Kota Bekasi.

Di hadapan pusaran Amel, Atila tampak tegar. Ia terlihat antusias memperhatikan setiap detail saat kakak kandungnya dimakamkan.

Upacara pemakaman pun berlalu haru. Iringan doa juga terus dipanjatkan, mengiringi proses pemakaman Amel. Upacara penghormatan itu dipimpin langsung oleh Saiful Mikdar, paman korban, dan ditutup dengan doa oleh sekelompok anak dari Rumah Doa Anak Yatim dari Ciampea, Bogor.

Ida, tante korban, menyatakan Atila memang belum mengetahui arti dari musibah keji yang menimpa kakaknya tersebut. Namun, ia begitu terpukul mengingat Amel adalah sosok kakak yang begitu hangat.

Habiskan Waktu Bersama

Kata Ida, Atila belakang ini kerap mendengarkan musik dengan Amel dan dua sepupu lainnya, Assyah (12) dan Alya (8). Bahkan, mereka bertiga juga sering menghabiskan waktu bersama Gemma, anak dari pemilik rumah Dodi Triono yang tak lain rekan kerja dari ibu Amel, Rosi Herawati.

"Mereka sering buat video musik, nari-nari terus nyanyi musik. Musik itu di-upload mereka ke Instagram. Mainnya juga sering sama Gemma. Dia sering nginep di sini," ujar Ida.

Dalam permainan, Amel juga kerap dijadikan sosok pemimpin. Bahkan, korban disapa oleh Atila, kedua sepupunya, dan Gemma dengan sebutan "bos".

"Yah, namanya anak-anak main, almarhum sering dipanggil bos. Nah, mereka-mereka jadi anak buahnya, kalau mereka main, itu seru banget. Sampai lupa pada mandi dan makan," ucap Ida.

Ia menambahkan, sebelum kejadian ayah korban, Rizal Palevi, sempat berkomunikasi dengan Amel melalui ponsel pada Senin, 26 Desember siang. Saat itu, Amel mengirimkan pesan minta pulsa untuk bermain internet.

"Tadi ayahnya cerita, kalau Amel sempat ngirim Whatsapp. Amel minta beliin pulsa, katanya, 'Pak aku minta pulsa dong'. Terus bapaknya jawab, itu barusan ayah kirim. Tapi pas dibalas, sampai kejadian itu, pesan Whatsapp ayahnya enggak dibaca-baca," ujar Ida.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya