Polisi Tahan 1 Tersangka Pengeroyokan Widodo PDIP

Tersangka pengeroyokan Widodo ini yang menyerahkan diri ke polisi pada Minggu 8 Januari 2017.

oleh Muslim AR diperbarui 10 Jan 2017, 14:05 WIB
Diterbitkan 10 Jan 2017, 14:05 WIB
Ilustrasi borgol
Ilustrasi borgol (Abdillah/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Polisi sudah memeriksa delapan orang terkait pengeroyokan terhadap pengurus ranting Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) bernama Widodo. Satu orang di antaranya telah ditetapkan sebagai tersangka. Dia lah yang menyerahkan diri Minggu 8 Januari 2017.

"Ada sembilan orang pelaku, tapi dua orang sangat jelas melakukan pemukulan dan mengeroyok korban. Tujuh orang lainnya baru sebatas saksi," ujar Kapolres Jakarta Barat Kombes Roycke Harry Langei, kepada Liputan6.com di Mapolres Jakarta Barat, Selasa (10/1/2017).

Dia menjelaskan ada sembilan orang yang ada di tempat kejadian perkara saat pengeroyokan terjadi.

Menurut dia, tujuh orang yang berstatus sebagai saksi telah dipulangkan. Sementara satu orang yang menjadi tersangka, ditahan.

"Satu orang lainnya masih kami buru, inisialnya F, hari ini kami akan selesaikan dan tangkap," lanjut Roycke.

Awalnya, Widodo awalnya melapor ke Mapolsek Tanjung Duren, Jakarta Barat, karena menjadi korban pengeroyokan. Pengeroyokan itu diduga dilakukan oleh anggota ormas Front Pembela Islam (FPI) pada Jumat (6/1/2017) malam di Jelambar, Jakarta Barat.

Widodo (32) yang merupakan Ketua Ranting 1 PDIP Jelambar, Jakarta Barat, berjalan sempoyongan ke kediamannya di RT 04 RW 08 Jelambar Timur, Jakarta Barat. Wajahnya yang bengkak penuh darah mengagetkan sang ibu yang menyambut kepulangannya.

Ketua Ranting 1 PDIP Jelambar itu mengalami pengeroyokan oleh sekelompok warga yang diduga merupakan anggota ormas FPI. Kejadian itu terjadi pada Jumat, 6 Januari 2017 malam.

Peristiwa itu diduga dipicu oleh kedatangan Calon Wakil Gubernur DKI Djarot Saiful Hidayat yang blusukan ke kawasan tersebut. Saat itu, sempat ada sekelompok warga meneriakkan kata 'haram' kepada rombongan pendukung paslon nomor urut dua itu.

"Saya pas ngawal Pak Djarot itu pulang dari ngegojek ngawal. Tiba-tiba ormas FPI teriak haram. Saya sempat timpali bilang tidak haram," tutur Widodo yang masih terbaring di Rumah Sakit (RS) Royal Taruma, Daan Mogot, Jakarta Barat, Sabtu 7 Januari 2017.

Usai mengikuti kegiatan Djarot, Widodo pun pulang ke kediamannya. Sempat dia mampir ke warung kopi sambil menikmati jajanan dan berbincang melalui telepon dengan kenalannya.

"Saya pulang sekitar pukul 10.15 WIB. Saya lagi nelpon di warung kopi. Tiba-tiba disamperin sekelompok orang," Widodo menjelaskan.

Pembicaraan antara Widodo dengan sejumlah orang tersebut pun tiba-tiba memanas. Mereka kembali membahas soalan keharaman memilih pemimpin nonmuslim.

"Kita bicara tegang. Saya tanya apanya yang haram? Yang haram nggak ada kan? Eh ada temennya datang bilang 'hajar aja hajar'," ujar Widodo.

Tak ayal, perkelahian pun langsung terjadi. Warga yang berjumlah 10 orang itu menghabisi Widodo hingga babak belur. Bahkan, salah satu di antaranya meminta untuk tidak melerai perkelahian itu agar luka-luka korban semakin parah.

"Ya sudah dihajar sama temen-temennya lagi pada datang. Mata saya keluar darah. Ya udah langsung enggak keliatan. Satu lawan 10 orang lah," keluh Widodo.

Habis babak belur, Widodo masih punya kekuatan untuk kembali ke rumahnya yang berjarak sekitar 200 meter dari lokasi pengeroyokan.

"Enggak ada yang nolongin. Enggak ada yang berani nolong. Mata udah burem aja. Tetangga saya aja langsung buang muka," Widodo menandaskan.

FPI Membantah

Sekjen DPP FPI DKI Jakarta Novel Chaidir Hasan Bamukmin menepis tuduhan tersebut. Menurut dia, Widodo yang menjadi provokator atas kejadian itu.

"Itu satu lawan satu mas. Kalah lawan FPI malah mengaku dikeroyok. Justru Widodo provokatornya," ujar Novel kepada Liputan6.com, Sabtu 7 Januari 2017.

Menurut dia, laporan Widodo tersebut justru memutarbalikkan fakta yang ada. Kejadian itu memang berawal dari siang hari saat kampanye cawagub DKI Jakarta Djarot.

"Anggota (FPI) lagi duduk-duduk, mereka justru lewat malah meledek dengan pura-pura menyapa, maka ditolak sama anggota, terjadi adu mulut, dan Widodo menantang, tapi tidak terjadi (keributan)," kata Novel.

Sekitar pukul 22.00 WIB, anggota FPI dan Widodo berpapasan di jalan. Saat itulah terjadi saling pukul satu sama lain.

"Maka duel satu lawan satu yang ditonton warga, enggak ada orang FPI satu pun. Widodo jatuh, tidak ditolong warga, akhirnya lari dan melapor, bilangnya malah dikeroyok," ucap Novel.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya