Liputan6.com, Jakarta - Polisi memisahkan dua massa demonstran sidang kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, di depan Auditorium Kementerian Pertanian, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Dua kubu ini dipisahkan menggunakan kawat berduri.
Pantauan Liputan6.com, di kubu kontra Ahok, ayat-ayat suci Alquran dilantunkan dalam orasi yang lebih serupa dengan ceramah agama itu. Seruan kepada penegak hukum untuk memenjarakan Ahok, juga disuarakan sang orator dari kontra Ahok.
Sebaliknya, di kubu pro Ahok tak terdengar satu pun ayat-ayat suci Alquran dari sang orator. Namun, seruan sang orator sama, agar pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab yang didudga menghina Pancasila dan beberapa penghinaan lainnya dipenjarakan.
Advertisement
Uniknya, di kubu pro-Ahok, setiap selesai dua orator, mereka menyelingi dengan nyanyian dan tarian. Selain untuk menghibur para demonstran juga sekaligus memberi dukungan kepada Ahok di kursi pesakitan.
"Kita di sini untuk mendukung pak Ahok yang dikriminalisasi dengan agama, dipolitisasi, maka kita di sini agar Pak Ahok tahu bahwa ia tak sendiri, kita bersama Ahok," teriak seorang orator di atas mobil komando, depan Kementerian Pertanian, Ragunan, Jakarta Selatan, Selasa (17/1/2017).
"Sebagaimana yang kita sepakati, setiap dua kali orasi, satu kali nyanyi, ayo kita berekspresi, bebaskan diri," kata si orator.
Tembang Gemu Fa Mi Re asal Nusa Tenggara Timur (NTT) pun terdengar dari speaker mobil komando. Para demonstran pun menari ala Maumere, mengikuti irama lagu daerah itu dengan penuh enerjik dan antusias. Sesekali mereka mengangkat tangan ke atas, serta menggoyangkan pinggulnya ke kiri dan kanan.
Sementara, polisi yang mengamankan para demonstran di sidang Ahok, juga tak tahan dengan irama lagu tersebut. Beberapa di antara mereka akhirnya ikut bergoyang dan bernyanyi bersama demonstran.