Jokowi: Internasionalisme Tidak Subur Bila Tak Berakar Nasionalis

Menurut Jokowi, internasionalisme sangat dibutuhkan untuk menciptakan solusi atas hambatan yang timbul akibat globalisasi.

oleh Ahmad Romadoni diperbarui 07 Mar 2017, 12:02 WIB
Diterbitkan 07 Mar 2017, 12:02 WIB
Presiden Jokowi di KTT IORA
Presiden Jokowi di KTT IORA

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi membuka Konferensi Tingkat Tinggi Asosiasi Negara Lingkar Negara Samudera Hindia (IORA) 2017. Dalam sambutannya, Jokowi sempat menyinggung bagaimana Presiden Pertama RI Sukarno, memandang hubungan dan posisi Indonesia di kancah internasional.

Jokowi menjelaskan, pandangan Sukarno yang sudah lebih dari setengah abad lalu masih sangat pas untuk kondisi Indonesia saat ini. Hal itu berkaitan dengan posisi Indonesia.

"Internasionalisme tidak dapat hidup subur kalau tidak berakar dalam bumi nasionalisme. Sebaliknya, nasionalisme tidak subur kalau tidak hidup dalam taman sari internasionalisme," kata Jokowi di JCC, Senayan, Jakarta, Selasa (7/3/2017).

Menurut Jokowi, teknologi membuat globalisasi tidak terelakan lagi. Kerena itu, internasionalisme sangat dibutuhkan untuk menciptakan solusi atas hambatan yang timbul akibat globalisasi.

"Namun sebagaimana diuraikan Sukarno, internasionalisme kita harus berakar pada nasionalis. Nasionalisme yang tulus, yang berani melakukan yang terbaik untuk jangka panjang. Bukan yang memancing atau terpancing oleh emosi yang sesaat," ucap Jokowi.

Pertemuan IORA dijadwalkan berlangsung pada 5-7 Maret. Seluruh rangkaian acara akan diselenggarakan di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta Pusat. KTT ini dibuka oleh Presiden Jokowi.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya