Liputan6.com, Jakarta - Top 3 Berita Hari Ini teratas di kanal News penyampaian keterangan para saksi di sidang ke-14 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Dari lima saksi yang hadir, tiga lainnya merupakan saksi yang meringankan Ahok. Salah satunya Suyanto, sopir di perusahaan milik keluarga Ahok di Gantung, Belitung Timur.
Baca Juga
Di muka persidangan, Suyanto diminta hakim menceritakan bagaimana sosok pribadi Gubernur non-aktif DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama yang telah lama dikenalnya.
Advertisement
Selama menjadi sopir keluarga, Suyanto mengaku Ahok bukan orang yang suka marah-marah, malahan Ahok sering memberinya nasihat. Pernyataannya ini disampaikannya sambil menoleh ke arah Ahok.
Hakim pun mengingatkan agar Suyanto tidak boleh memberikan pernyataan bohong karena takut kepada Ahok. Suyanto menegaskan dirinya tidak akan bohong karena telah bersumpah.
Spontan, pernyataan polos Suyanto ini memecahkan tawa para peserta sidang.
Cerita teman SD Ahok pada sidang ke-14 pagi tadi juga tak kalah serunya. Menurutnya, Ahok sosok yang baik kepada semua orang, tidak pernah bicara kasar dan tidak pernah menyinggung umat muslim.
Selain tentang sidang Ahok, kabar lainnya yang tak kalah menarik soal Nenek Hindun. Jenazah Nenek Hindun bin Raisman ditolak disalatkan pihak musala yang dekat dengan kediamannya.
Penolakan tersebut diduga karena sang nenek telah memilih Ahok pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama, 15 Februari 2017 lalu.
Berikut berita terpopuler dalam Top 3 Berita Hari Ini:
1. Saksi di Sidang Ahok Ini Membuat Hakim Tertawa
Saksi kedua yang memberikan keterangan di sidang ke-14 kasus dugaan penistaan agama dengan terdakwa Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok adalah Suyanto. Saat memberikan kesaksian, Suyanto kerap melontarkan jawaban yang mengundang tawa.
Tawa seisi ruangan dipicu ketika hakim ketua Dwiarso mengingatkan Suyanto untuk jujur dan tidak boleh takut pada Ahok.
"Kalau telat kena marah? Beliau suka marah enggak?" tanya Dwiarso lagi.
Suyanto menjawab tidak, sesekali dia menengok ke arah Ahok. Melihat Suyanto menoleh ke Ahok, hakim memperingatkan Suyanto.
"Enggak bohong, kan sudah disumpah. Jadi enggak boleh bohong," jawab Suyanto.
Mendengar jawaban itu, spontan seisi ruangan tertawa. Ahok pun ikut tertawa hingga wajahnya memerah.
2. Nenek Hindun Terhimpit Politik dan Akidah
Nenek Hindun, seorang warga Jalan Karet II, Setiabudi, Jakarta Selatan menjadi korban akibat adanya warga yang terprovokasi atas pemasangan spanduk yang melarang mensalatkan pembela penista agama jelang Pilkada DKI 2017.
Pihak keluarga menilai penolakan tersebut disebabkan karena Nenek Hindun memilih Calon Gubernur Petahana DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada Pilkada DKI 2017 putaran pertama, 15 Februari 2017 lalu.
"Pas pemilihan itu, Mak (Hindun) disuruh nyoblos, ya namanya orang tua sudah enggak tahu apa-apa, nyoblos asal aja. Kebetulan yang dicoblos nomor dua dan dilihat sama empat orang petugas itu," terang Neneng.
Pihak Musala menampik pernyataan keluarga terkait penolakan salat jenazah Nenek Hindun, karena perempuan 73 tahun itu merupakan seorang pemilih Ahok dalam Pilkada DKI 2017 putaran pertama. Menurut Ustaz Ahmad Syafii, ketika itu banyak faktor yang memaksa dirinya terpaksa menyalatkan Nenek Hindun di rumahnya, bukan di musala.
3. Cerita Teman SD soal Sifat Ahok kepada Umat Muslim
Teman SD terdakwa kasus dugaan penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, Fajrun, menjadi saksi meringankan dalam sidang Ahok.
Dalam kesaksiannya, Fajrun menceritakan bagaimana kesannya terhadap Ahok semasa tinggal di Bangka Belitung. Menurut dia, Ahok sosok yang baik kepada semua orang.
Fajrun mencontohkan sikap Ahok terhadap kaum muslim saat dia memberangkatkan sejumlah warga Bangka Belitung untuk ibadah umrah.
Karena itu, Fajrun percaya Ahok tidak menistakan agama. Sebab, hubungan Ahok dengan warga muslim sangat baik.