Ini Penyebab Pengadaan Alutsista Rawan Korupsi

Pengamat menyebutkan sejumlah penyebab terjadinya korupsi pada pengadaan alutsista.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 05 Apr 2017, 07:51 WIB
Diterbitkan 05 Apr 2017, 07:51 WIB
Ilustrasi Alutsista
Pengamat menyebutkan sejumlah penyebab terjadinya korupsi pada pengadaan alutsista. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Imparsial Al Araf mengungkapkan penyebab rawannya korupsi di sektor pertahanan dan militer disebabkan masih terlibatnya pihak ketiga dalam pengadaan Alat Utama Sistem Pertahanan atau alutsista.

"Adanya broker (pihak ketiga) dalam pengadaan alutsista adalah salah satu penyebab utama dalam korupsi pengadaan alutsista. Ini terlihat dalam kasus PT PAL, Jet Tempur Sukhoi pada pemerintahan yang lalu, dan kasus lainnya," kata Al Araf di Kantor Imparsial, Tebet, Jakarta Selatan, Selasa, 4 April 2017.

Penyebab lainnya, menurut Al Araf adalah pembelian alutsista bekas yang sulit untuk dipantau khususnya terkait dengan proses retrofit atau proses pembaruan.

"Adanya dalih 'rahasia negara' dalam pembelian alutsista juga menyulitkan dalam upaya pemberantasan korupsi di sektor pertahanan dan militer," imbuh dia.

Selain itu, minimnya pengawasan internal dan eksternal oleh anggota DPR dalam proses pengadaan dan pemeliharaan alutsista.

"Kurangnya pengawasan lembaga DPR menjadi ruang yang berpotensi terjadinya korupsi di sektor pertahanan," tandas Al Araf.

Untuk itu, agar korupsi di sektor pengadaan alutsista dapat diminimalisasi, pemerintah harus segera melakukan reformasi peradilan militer melalui revisi UU 31 tahun 1997.

"Makanya pembelian alutsista tidak boleh libatkan broker dan harus dilakukan antara pemerintah. Juga pengadaan alutsista jangan membeli barang bekas dan harus transparan dan akuntabel. Paling penting adanya fungsi pengawasan dan kontrol parlemen," tutup Al Araf.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya