Menabung 21 Tahun, Penjahit Difabel Akhirnya Naik Haji

Sejak tahun 1990 niat menunaikan ibadah haji, warga Banjarnegara ini meneguhkan dengan cara menabung.

oleh SCTV diperbarui 28 Jul 2017, 15:42 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2017, 15:42 WIB
Hasil Menabung, Penjahit Rumahan Difabel Naik Haji
Sejak tahun 1990 niat menunaikan ibadah haji, warga Banjarnegara ini teguhkan dengan cara menabung.

Liputan6.com, Banjarnegara - Keterbatasan fisik tak menyurutkan seorang penjahit difabel asal Banjarnegara, Jawa Tengah, untuk menunaikan rukun Islam kelima. Muhammad Manshur (62), warga Desa Mantrianom ini akan segera naik haji, pada 8 Agustus mendatang.

Seperti ditayangkan Liputan6 Petang SCTV, Jumat (28/7/2017), bagi bapak dari enam anak ini, untuk membayar biaya perjalanan haji yang mencapai hampir 35 juta rupiah bukanlah hal mudah. Sebab, dia adalah penyandang tunadaksa alias lumpuh sejak berusia remaja dan berprofesi sebagai penjahit rumahan.

Sejak tahun 1990 niat menunaikan ibadah haji dia teguhkan dengan cara menabung. Kini 21 tahun kemudian, setelah uang tabungannya cukup untuk membayar setoran awal sebesar Rp 25 juta, kakek empat cucu ini bisa naik haji.

Memang biaya itu belum bisa memberangkatkan sang istri, tapi Manshur akan berdoa di depan Kakbah dan memohon kepada Allah agar sang istri bisa menyusul ke Tanah Suci. 

Selain Manshur, panggilan beribadah haji juga dapat diwujudkan Wagiran, warga Desa Rejoagung, Tulungagung, Jawa Timur. Wagiran bisa menunaikan ibadah haji dari hasil kerja serabutan mengayuh becak dan buruh angkut barang di Pasar Grosir Ngemplak.

Meski sempat ragu karena penghasilannya tidak seberapa, tekad kuat akhirnya dapat mewujudkan ikhtiarnya. Sejak tahun 80-an, Wagiran mengaku rajin menabung. Setelah dua tahun, tabungannya cukup untuk membayar setoran awal sebesar Rp 25 juta. 

Kakek dua cucu ini dijadwalkan berangkat 29 Juli mendatang melalui Kloter 7 Wagiran. Dia pun berharap kelak istrinya juga bisa berangkat untuk menunaikan ibadah haji. Wagiran juga meyakini, pelaksanaan rukun Islam kelima bukan ditentukan pekerjaan maupun status sosial seseorang, tapi oleh panggilan Allah melalui rezeki yang bisa diberikan dari manapun arahnya. 

 

 

 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya