Masinton PDIP: Kenapa Novel Baswedan Ngomongnya di Media?

Novel Baswedan disiram air keras oleh orang tak dikenal di dekat rumahnya pada 11 April 2017, usai salat Subuh.

oleh Hanz Jimenez Salim diperbarui 05 Agu 2017, 14:13 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2017, 14:13 WIB
Hukuman Mati Bagi Koruptor Melanggar HAM?
Masinton Pasaribu (Liputan6.com/Andrian M Tunay)

Liputan6.com, Jakarta - Politikus PDI Perjuangan, Masinton Pasaribu, menyesalkan sikap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan yang enggan diperiksa penyidik kepolisian. Novel justru bersikap sebaliknya ketika diwawancara dan menyebut adanya keterlibatan jenderal dalam kasus penyerangannya.

"Kenapa ngomongnya di media? Kalau beropini, ini namanya sedang berpolitik," kata Masinton dalam sebuah diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (5/8/2017).

Anggota Pansus Hak Angket KPK ini mempertanyakan sikap Novel yang hingga kini tidak membuat laporan terkait adanya jenderal yang dianggap terlibat dalam kasus penyerangannya.

"Kenapa enggak jenderal dilaporkan? Kalau cari keadilan, tempuh dong jalur hukum," ucap dia.

Novel Baswedan disiram air keras oleh tidak dikenal di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Hingga lebih dari 100 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.

Sketsa pelaku penyerang Novel Baswedan yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin, 31 Juli 2017 menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.

Saksikan video di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya