Tekanan Mata Meningkat, Novel Baswedan Puasa Bicara

Novel Baswedan diserang air keras oleh tidak dikenal di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai salat subuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Agu 2017, 08:29 WIB
Diterbitkan 05 Agu 2017, 08:29 WIB
Novel Baswedan Tiba di RS Jakarta Eye Center- Faizal Fanani-20170411
Penyidik KPK, Novel Baswedan tiba di RS Jakarta Eye Center (JEC), Menteng, Jakarta, Selasa (11/4). Sebelumnya Novel dirawat di RS Mitra Keluarga. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Tekanan mata penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan kembali meningkat. Dia harus beristirahat dalam dua pekan ke depan.

"Setelah kemarin bertemu dokter, ternyata tekanan mata saya meningkat, sehingga saya diminta tidak ada aktivitas wawancara setidaknya hingga dua minggu ke depan," kata Novel di Singapura saat dihubungi dari Jakarta pada Jumat 4 Agustus 2017, seperti dilansir dari Antara.

Novel beberapa pekan terakhir memang melayani sejumlah permintaan wawancara media massa Indonesia maupun luar negeri di Singapura, tempatnya tinggal sementara saat ini.

"Insya Allah setelah dua minggu, setelah tekanan mata saya kembali normal, saya bisa bertemu teman-teman," kata dia.

Tekanan mata kiri Novel Baswedan masih tinggi, yaitu 26/27 adapun tekanan normal mata seharusnya di bawah 20.

Dokter menyarankan untuk puasa berbicara atau tidak melakukan wawancara karena ketika wawancara emosi akan naik dan otomatis berpengaruh kepada kesehatan matanya.

Novel Baswedan disiram air keras oleh tidak dikenal di dekat rumahnya pada 11 April 2017 seusai salat subuh di Masjid Al-Ihsan dekat rumahnya, Kelapa Gading, Jakarta Utara.

Mata Novel pun mengalami kerusakan sehingga ia harus menjalani perawatan di Singapore National Eye Centre (SNEC) sejak 12 April 2017.

Hingga lebih dari 100 hari pelaku penyerangan Novel Baswedan belum ditemukan meski kepolisian sudah memeriksa banyak saksi, membuat sketsa terduga pelaku, hingga menahan sejumlah orang yang kemudian dilepaskan lagi.

Sketsa pelaku yang ditunjukkan Kapolri seusai bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Senin 31 Juli 2017 menunjukkan pelaku adalah pria dengan ciri-ciri tingginya sekitar 167-170 cm, berkulit agak hitam, rambut keriting, dan badan cukup ramping.

 

Saksikan video di bawah ini:

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya