Putra Pria Dibakar Hidup-Hidup: Abi Mana, Kok Tidak Salat?

Almarhum semasa hidupnya memang kerap membawa putranya itu mengaji dan salat bersama di Musala Baitur Rohman.

oleh Fernando Purba diperbarui 06 Agu 2017, 14:21 WIB
Diterbitkan 06 Agu 2017, 14:21 WIB
Keluarga pria dibakar hidup-hidup
Keluarga korban dibakar hidup-hidup meminta kepolisian mengusut tuntas kasus pengeroyokan dan aksi tak manusiawi ini. (Liputan6.com/Fernando Purba)

Liputan6.com, Bekasi - Alif Saputra, putra sulung M Alzahra alias Joya (35) masih sulit melupakan sosok ayahnya sepekan kepergian almarhum. Bocah berusia 4 tahun itu kerap menanyakan keberadaan sang ayah yang tewas dibakar hidup-hidup oleh warga.

Bahkan, Alif terlihat belum pasrah. Ia kerap bolak balik mencari keberadaan ayahandanya yang meninggal akibat ulah massa setelah menuduhnya mencuri amplifier di Musala Al-Hidayah, Kampung Cabang Empat, RT 02/01, Hurip Jaya, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi.

Menurut istri korban, Siti Jubaida (25), putranya itu sejatinya belum mengerti arti kematian. Alif hanya suka bertanya, mengapa ayah yang bekerja sebagai tukang reparasi sound system tersebut diamuk dan diperlakukan tak manusiawi.

Pertanyaan itu dilontarkan saat Alif dan ibunya menyekar pusara Alzahra alias Joya. "Abi kok dibakar, emang ayam," kata Jubaida menirukan ucapan Alif.

Tak pelak, Jubaida terlihat hendak tumbang. Secara perlahan, suara perempuan yang tengah mengandung 6 bulan itu lirih dan meneteskan air matanya. "Saya tak kuat, ia ngomong itu terus," ucap Jubaida.

Perasaan Jubaida pun kian hancur. Apalagi saat langit mengelap dan azan magrib berkumandang. Di saat itu, sambung Jubaida, putranya kerap merindukan sosok sang ayah.

"Abi enggak Aloh Akbal, Aloh Akbal (Allah Akbar, Allah Akbar)," ucap Jubaidah menirukan pertanyaan Alif yang cadel.

Dia menambahkan, almarhum memang semasa hidup kerap membawa putranya mengaji dan salat bersama di Musala Baitur Rohman. Joya selalu menyempatkan waktu untuk beribadah dengan menggendong Alif, menuju tempat salat sederhana yang posisinya tak jauh dari kontrakan mereka.

"Yang dia tahu kan, kalau sudah sore ayahnya sudah pulang ke rumah. Kalau sudah sore, dia nyariin terus. 'Abi mana, Abi mana. Abi kok gak olat (salat)'. Terus lari, bolak balik ke musala, nanyain orang-orang di situ. Kok abi enggak auloh akbar (Allahuakbar)," cerita Jubaida menahan air mata.

Jubaida mengaku, tidaklah mudah menjawab pertanyaan tersebut. Ia kehilangan akal, dan hanya meminta agar para pelaku pengeroyokan yang menewaskan Joya diproses secara adil.

"Berat mas. Kemarin dia nanya ke neneknya. Nenek, nenek, kok abi tidur, tidurnya di tanah. Dia masih polos banget kan, saya enggak tau jawab apa lagi," tutup Jubaida pelan sambil sesenggukan menahan tangis.

 

Saksikan video menarik di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya