Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi masih menemukan pejabat yang sibuk dengan pembuatan laporan pertanggungjawaban. Hal ini sangat menguras tenaga dan menyebabkan tugas melayani masyarakat tidak maksimal.
Jokowi menilai, untuk mengurangi pelaporan, alternatif sistem yang bisa digunakan adalah menggunakan transaksi nontunai. Jokowi ingat betul, sistem ini dirintisnya saat menjadi Gubernur DKI Jakarta.
Baca Juga
"Sekarang ini dunia sudah berubah begitu sangat cepatnya masalah pembayaran. Coba, Elon Musk sudah pakai Paypal, Jack Ma pakai Alipay. Apa sih modalnya? Hanya smartphone, gawai, tik tik tik rampung," ujar Jokowi saat Membuka Rakornas Akuntansi dan Laporan Keuangan Pemerintah di Istana Negara, Jakarta, Kamis (14/9/2017).Â
Advertisement
"Kita masih buat laporan 44 jenis, laporan 108 jenis laporan mabok semuanya dong kita nanti,"Â imbuh Jokowi.
Pada era digital dan serbacepat ini, pembuatan laporan hingga 44 jenis tentu tidak efisien. Hal inilah yang menurut Presiden harus diubah.
"Saya dapat laporan di DKI Jakarta transaksi non-cash sudah 752 entitas ini sudah berkembang cepat sekali. Gampang sekali kalau semua melakukan ini," imbuh Jokowi.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Â
Dibuat Sederhana
Menurut Jokowi, penyederhanaan laporan menjadi kunci agar pegawai bisa maksimal melayani masyarakat. Dia merasa tidak akan ada pegawai yang mau menyusun laporan 108 jenis.
"Enggak tahu juga saya kalau ada yang senang tulis-menulis," celetuk dia.
Meski jumlah jenis laporan sedikit, tetap harus akuntabel, mudah dicek, dikontrol, pengawasan mudah dan mudah diikuti.
"Titip saya hanya satu, penyederhanaan sistem akuntasi terkait laporan-laporan yang ada," pungkas Jokowi.
Advertisement