3 Tahun Jokowi-JK, Kemenhub Fokus Bangun Bandara Baru

7 Bandara yang telah di bangun di 2017 yaitu di Anambas, Namniwel, Miangas, Morowali, Werur, Maratua dan Koroway Batu.

oleh Luqman Rimadi diperbarui 21 Okt 2017, 10:12 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2017, 10:12 WIB
Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta Jalani Penerbangan Perdana- Banten-20170501
Dirjen Perhubungan Udara Agus Susanto (kanan) didampingi Direktur Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin usai meresmikan penerbangan perdana Internasional di Terminal 3 Internasional Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten, Senin (1/5). (Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Perhubungan memfokuskan kinerja pada tahun ketiga pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan membangun banyak bandara. Terutama di bandara wilayah terluar RI.

Dirjen Perhubungan Udara Kementerian Perhubungan, Agus Santoso mengatakan hingga tahun 2017 ini, pihaknya telah menyelesaikan pembangunan 7 bandara baru untuk melengkapi bandara yang lain, sehingga jumlahnya mendekati angka 300 bandara di seluruh Indonesia.

7 airport tersebut yaitu di Anambas, Namniwel, Miangas, Morowali, Werur, Maratua dan Koroway Batu.

Selain itu juga dilakukan pembangunan dan rehabilitasi landasan pacu, apron, dan terminal di beberapa bandara yang sudah ada, untuk peningkatan pelayanan.

"Cakupan wilayah Indonesia yang dilayani penerbangan udara pada tahun 2017 kita targetkan mencapai 90 persen, meningkat dari tahun 2015 yang hanya 62,43 persen. Dalam musim summer ini saja telah diterbangi rute baru sebanyak 66 rute baru" ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (21/10/2017).

Untuk itu, Ditjen Perhubungan Udara, kata Agus juga masih memberikan anggaran bantuan (subsidi) untuk penerbangan perintis ke daerah-daerah yang membutuhkan. 

"Penerbangan perintis ini gunanya untuk membuka transportasi ke daerah pinggiran terluar, terdalam dan rawan bencana yang belum maju perekonomiannya," kata dia.

Dengan penerbangan perintis ini, diharapkan daerah yang selama ini tertinggal menjadi ramai dan maju ekonominya.

"Jika sudah maju dan ramai, penerbangan perintis kita jadikan komersial dan selanjutnya anggaran subsidinya kita alihkan ke tempat lain yang membutuhkan," ujar Agus Santoso.

Agus menjelaskan pada 2015 saja, kota yang terhubungkan dengan penerbangan perintis jumlanya melebihi 200 kota. Tahun 2016 turun menjadi 109 kota dan tahun 2017 menjadi 123 kota.

"Perubahan ini menandakan ada beberapa daerah yang sudah maju dan berkembang serta tidak menjadi daerah rintisan lagi," kata dia.

 

Bidang Pelayanan

 

Dalam bidang pelayanan, Agus mengatakan telah terjadi peningkatan yang sangat pesat. Hal ini bisa dibuktikan dari peningkatan jumlah penumpang pesawat dan kargo udara.

Agus menjelaskan, pada tahun 2015 jumlah penumpang domestik sebanyak 76,6 juta dan internasional 20,9 juta. Tahun 2016, domestik meningkat menjadi 89,2 juta dan internasional 23,3 juta.

"Tahun 2017 ini ditargetkan jumlah penumpang domestik mencapai 94,7 juta dan internasional mencapai 12,4 juta,"  kata Agus. 

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya