Liputan6.com, Jakarta - Lembaga survei Alvara Strategi Indonesia menyebut, masih ada sejumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang tak percaya bahwa Pancasila sebagai ideologi tepat bagi Indonesia. Hal ini terungkap dalam penelitiannya yang dilakukan 10 September sampai 5 Oktober 2017 di 6 kota yaitu Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Medan, dan Makassar.
"Sebanyak 19,4% menyatakan tidak setuju dengan ideologi Pancasila dan lebih percaya dengan ideologi Islam, sedangkan sebanyak 80,6% PNS percaya dengan ideologi Pancasila,"Â ucap CEO Alvara Hasanuddin Ali di Hotel Sari PAN Pacific, Jakarta, Senin (23/10/2017).Â
Baca Juga
Untuk tingkat swasta sebanyak 18,1% yang tidak setuju, sementara setuju sebesar 81,9%. Sedangkan di tingkat pegawai BUMN, 9,1% tidak setuju dan 90,9% setuju Pancasila sebagai ideologi,"Â
Advertisement
Bukan hanya itu, dia menuturkan masih ada PNS yang juga sepakat dengan model khilafah sebagai bentuk ideal Indonesia ketimbang memilih NKRI.
"Sebanyak 22,2% setuju dengan konsep khilafah dan 77,8% PNS tidak setuju dengan konsep itu dan tetap memilih NKRI. Untuk swasta, 17% yang setuju dan tidak setuju 83%. Di kalangan BUMN, 10,3% setuju dan 89,7% tidak setuju," tutur Ali.
Meski terlihat sedikit, dia menuturkan potensi radikalisme dan intoleransi terjadi, baik di kalangan PNS, swasta, BUMN, profesional bisa saja terjadi. Karenanya, perlu ada antisipasi khusus.
"Aparatur negara dan kelompok pekerja di BUMN juga mulai terpapar ajaran-ajaran intoleransi. Di kalangan profesional juga masuk melalui kajian-kajian keagamaan yang dilakukan di tempat kerja," jelas Ali.
Â
Ormas Islam Beri Pencerahan
Karena itu, dia mendorong ormas-ormas moderat seperti Nadhatul Ulama dan Muhammadiyah harus segera memperkuat kehadirannya di kalangan terdidik dan kelas menengah muslim.
"Pemerintah perlu melakukan deteksi lebih dini terhadap setiap aparatur negara untuk memastikan mereka masih 'merah putih' (Indonesia). Kantor-kantor pemerintah dan BUMN perlu menjalin kerja sama yang intensif dengan ormas-ormas moderat, dan juga Kementerian Agama untuk memastikan ustaz dan penceramah yang dihadirkan berasal dari kelompok moderat," ungkap Ali.
Adapun survei ini mengambil 1.200 responden dengan kalangan PNS, swasta/profesional dan di BUMN, dengan rentan usia 25-40 tahun. Untuk pengampilan sampel menggunakan wawancara tatap muka, dengan margin of error 2,8%.
Advertisement