Ketika Golkar dan PDIP Menakar Calon di Pilkada Jabar

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengikuti acara PDIP yang menggelar acara Curah-Gagas.

oleh Mevi LinawatiDevira PrastiwiKukuh SaokaniTaufiqurrohmanAbramenaRezki Apriliya Iskandar diperbarui 26 Okt 2017, 00:09 WIB
Diterbitkan 26 Okt 2017, 00:09 WIB
Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, tiga nama kuat berpotensi maju di Pilkada Jabar
Ridwan Kamil, Deddy Mizwar dan Dedi Mulyadi, tiga nama kuat berpotensi maju di Pilkada Jabar (Liputan6.com/Luqman Rimadi)

Liputan6.com, Jakarta - Pilkada Jawa Barat 2018 mulai memanas. Sejumlah partai politik sudah terang-terangan mengusung kandidat yang akan diusung sebagai calon gubernur dalam kontestasi di Tanah Pasundan tersebut.

Nama-nama yang muncul dan antara lain Ridwan Kamil, Dedi Mulyadi, Deddy Mizwar, Dede Yusuf, hingga nama Susi Pudjiastuti.

Dalam kontestasi ini, nama Wali Kota Ridwan Kamil sudah resmi diusung PPP, PKB, dan Nasdem. Nama pria yang kerap disapa Kang Emil ini juga menarik perhatian Partai Golkar, walaupun partai ini santer disebut-sebut bakal mengusung Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi.

Ketua Fraksi Partai Golkar di DPR, Robert J Kardinal mengatakan, partainya tidak menutup kemungkinan mengusung Ridwan Kamil jika elektabilitas Wali Kota Bandung tersebut lebih tinggi dari bakal calon lain. Menurutnya, untuk mengusung calon kepala daerah juga harus dilihat pula survei dan keinginan rakyat.

"Ini lagi proses, kalau survei RK (Ridwan Kamil) tertinggi, Golkar bisa mendukung RK. Minggu ini akan disahkan dukungannya," ucap Robert di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu 25 Oktober 2017.

Kendati demikian, ujar Robert, jika elektabilitas Ridwan Kamil berbeda tipis dengan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi, calon gubernur yang digadang Golkar, partainya akan memilih kadernya untuk diusung.

"Nggak harus (Dedi Mulyadi), kan ada peraturan organisasi juga di Golkar itu kalau hasil surveinya jauh, kalau pun bukan kader, RK tinggi ya itu akan kita pilih. Kalau terpautnya tipis 1-2 persen bisa kita pilih kader," kata Robert.

Robert juga menyampaikan, surat keputusan (SK) dari DPP Golkar juga sedang disiapkan dan segera diumumkan pada pekan ini.

"Iya mudah-mudahan dalam minggu ini bisa diserahkan (surat keputusannya). Masih akan dirapatkan di internal untuk finalisasi kalau nggak hari ini ya besok, tergantung undangan," tutur Robert.

Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Partai Golkar Roem Kono menegaskan, pihaknya segera mengumumkan bakal calon yang diusung dalam Pilgub Jabar 2018.

"(Sudah) Finalisasi tapi belum. Tunggu saja," ujar Roem di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Menurut dia, tidak mudah memilih tokoh yang dipercaya dan berkompeten untuk ikut pesta demokrasi itu. Dia juga tak menampik ada dinamika dalam mengusung nama yang dijagokan.

"Belum tahu ya dinamikanya apa kan keputusannya belum. Tinggal lihat dinamikanya. Pasti ada dinamikanya. Orangnya juga banyak tapi tunggu keputusannya dulu," papar Roem.

Dia mengatakan, paling lambat dua minggu ke depan Partai Golkar akan mengumumkan siapakah calon yang diusungnya.

"Insya Allah, tunggu saja keputusannya. Partai kita begitu," jelas Roem.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Dedi Mulyadi ke PDIP?

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menghadiri acara curah gagasan di Bandung, Jawa Barat. (Liputan6.com/Taufiqurrohman)

Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengikuti acara PDIP yang menggelar acara Curah-Gagas yang diikuti delapan tokoh yang merupakan bakal calon gubernur dan wakil gubernur di Pilkada Jabar 2018 di Hotel Horison Bandung, Rabu 25 Oktober 2017.

Delapan bakal calon tersebut adalah Deddy Mizwar (Wakil Gubernur Jabar), Dedi Mulyadi (Bupati Purwakarta), Iwa Karniwa (Sekda Jabar), Anton Charliyan (Mantan Kapolda Jabar), Puti Guntur Soekanoputri (Anggota DPR RI), Sutrisno (Bupati Majalengka), Abdy Yuhana (Sekretaris PDIP Jabar) dan Agung Suryaman (Ketua Kadin Jabar).

Delapan nama tersebut menyampaikan visi dan misi selama 10 menit dilanjutkan sesi tanya jawab oleh beberapa tokoh masyarakat Jabar.

Dedi Mulyadi yang juga Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat mengaku masih menunggu keputusan Partai Golkar terhadap nasibnya. Jika hasil tidak sesuai harapan, Bupati Purwakarta ini mengisyaratkan untuk pindah partai.

"Ya kita lihat dulu keputusan partai (Golkar) baru kasih statement," ucap dia seusai acara Curah-Gagas bakal calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada Jabar 2018 yang digelar PDIP di Hotel Horison, Kota Bandung, Rabu (25/10/2017).

Disinggung soal komunikasi dengan PDI Perjuangan, Dedi menjelaskan jika hubungan keduanya berjalan baik bahkan memiliki kecocokan dalam visi dan misi untuk membangun Jabar.

"Ucapan terima kasih kepada PDIP yang mengundang saya (sebagai bakal calon gubernur) padahal posisi saya ketua DPD Partai Golkar tapi diberikan ruang untuk menyampaikan ekspresi, saya berikan rasa hormat saya kepada PDIP," ujar dia.

Dia juga mengaku memiliki kesamaan visi dengan PDIP. "Hampir sama (visi dan misi dengan partai PDIP), kesamaan ideologis bisa dilihat dari pidato Sekretaris Jenderal (PDIP Hasto Kristiyanto) sama seperti yang saya sampaikan," imbuh Dedi.

Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menilai, hubungan Dedi Mulyadi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri terjalin sangat baik. Namun begitu, partainya tidak pernah memaksa kader lain untuk berpindah ke lain hati.

"Pindah tidaknya seseorang dari partai politik itu merupakan hak pribadi. Dan PDIP tidak ada niatan untuk mendorong orang-orang yang telah memilih partai politik untuk berpindah, itu merupakan pilihan pribadi," ucap Hasto.

Semua Memiliki Peluang

Hasto Kristiyanto mengatakan, para bakal calon gubernur dan wakil gubernur yang mengikuti Curah Gagas tersebut memiliki peluang yang sama untuk bisa diusung oleh partai berlambang banteng tersebut pada Pilgub Jabar 2018.

"Masing-masing punya pendekatan berbeda-beda, jadi satu kesatuan masa depan. Nanti ini akan didorong PDIP dalam tahap selanjutnya setelah membangun silaturahmi dengan para calon," kata Hasto, Bandung, Rabu (25/10/2017).

Hasto menuturkan, calon yang nantinya terpilih merupakan sosok paling ideal untuk memimpin Jawa Barat lima tahun ke depan.

Selain memperhatikan rakyat, kriteria ideal calon gubernur Jabar diharuskan memahami permasalahan di Jabar dan sanggup mengatasi kemiskinan, meningkatkan kebudayaan dan membangun sarana publik yang lebih baik.

"Kami berharap bulan depan (November), kami sudah bisa mengerucutkan nama-nama tersebut dan disampaikan kepada publik," kata Hasto.

Dukungan Resmi ke Ridwan Kamil

Ketua Umum PPP  Romahurmuziy bersama Sekjen PPP Arsul Sani foto bersama bakal calon Pasangan Gubernur dan Wakil Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Uu Ruzhanul Ulum di Kantor PPP, Jakarta, Selasa (24/10). (Liputan6.com/JohanTallo)

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Romahurmuziy atau Romi, resmi mendeklarasikan dukungannya kepada Wali Kota Bandung Ridwan Kamil, menjadi calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018.

"PPP bisa menggenapkan dukungan ke Kang Emil sehingga malam ini bisa dapatkan 21 kursi dengan Partai Nasdem dan PKB untuk bisa berangkat ke Pilgub Jabar," kata Romi di Kantor DPP PPP Tebet, Jakarta Selatan, Selasa malam, 24 Oktober 2017.

Tak hanya mencalonkan Ridwan Kamil saja sebagai cagub, PPP juga memasangkan Emil dengan kader PPP yang juga Bupati Tasikmalaya UU Ruzanul Ulum.

Romi mengklaim pasangan ini telah didukung PKB dan Nasdem, partai yang sudah mendukung Ridwan Kamil sebelum PPP.

"Alhamdulilah UU Ruzanul Ulum Bupati Tasik menempati tempat tertinggi cawagub. Kita ingin pasangan ini mendapatkan amanah dan menang di jabar," sebut Romi.

Dengan dukungan resmi PPP ini maka Ridwan Kamil sudah mengantongi 21 kursi, lebih satu kursi dari jumlah minimal kursi yang disyaratkan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk bisa mengusung calon.

Romi berharap, pasangan Emil-Uu meraih kemenangan 60 persen di Pilgub Jabar nanti. PPP juga berharap mendapatkan dukungan yang lebih banyak lagi dari partai politik lainnya.

"Kalau ini bisa kita gabungkan dan merangkul lebih banyak partai lagi untuk mendukung pasangan ini tentu itu bukan suatu kemustahilan," harap Romi.

Sementara itu, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil mengklaim, warga Bandung mayoritas mendukungnya menjadi calon gubernur di Pilkada Jawa Barat 2018. Jika ada yang tidak setuju menurut dia, hal tersebut karena kegalauan warga Kota Kembang, jika dirinya terpilih siapa sosok yang menggantikan di Bandung.

"Hasil survei mengatakan mereka mendukung mayoritas. Yang ada mereka galau pengganti saya siapa, itu beda. Jadi kalau disebut tidak mendukung keliru. Karena survei terakhir minggu lalu mengatakan mereka mendukung di atas 70 persen," kata Ridwan Kamil di Kantor PPP Tebet, Jakarta Selatan, Selasa 24 Oktober malam.

Pria yang akrab disapa Emil ini mengaku, ia akan memberikan pernyataan untuk warga Bandung yang disebutnya galau untuk ikhlas mendukung maju di Pilgub Jabar.

"Tunggu tanggal mainnya, saya akan bikin statement di waktu yang tepat, saya akan memberikan arahan kepada siapa. Karena 50 persen yang galau ini ternyata akan mengikuti pilihan saya, waktunya nanti akan saya tentukan," ujar dia.

 

Ke mana Dukungan PAN dan Demokrat?

Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar. (Liputan6.com/Ady Anugrahadi)

Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Amanat Nasional (PAN) Jawa Barat dipastikan bakal mendukung Deddy Mizwar sebagai calon gubernur dalam Pilkada Jabar 2018.

Ketua Harian DPW PAN Jabar, Hasbullah Rahmad, menilai Demiz--sapaan Deddy Mizwar--sebagai sosok bersih dan memiliki komitmen untuk membangun Jawa Barat sejalan dengan misi partai berlambang matahari tersebut.

"Mungkin dalam kacamata Pak Ketum (Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan) Pak Deddy Mizwar ini kan orang yang bersih, dalam sisi itu dianggap bersih dan niatnya maju menjadi gubernur (Jabar) juga tulus untuk membangun Jawa Barat," ujar Hasbullah, Bandung, Rabu (25/10/2017).

Dia menambahkan, PAN melihat semangat Demiz membangun Jawa Barat sangat kuat. Dari situ, PAN memberanikan diri memberikan statement lebih awal terhadap Deddy Mizwar.

 

Karena PAN tidak cukup secara persentase untuk mengusung calon, pihaknya akan mengajak partai-partai lain, termasuk dibicarakan paket pasangan dengan paket koalisi dengan poros baru.

Partai Demokrat juga melirik Dede Yusuf untuk maju Pilgub Jabar 2018. Hal itu disampaikan Wakil Ketua Umum Partai Demokrat Syarief Hasan.

"Dede Yusuf memang surveinya cukup tinggi. Jadi yang surveinya cukup tinggi jadi pertimbangan buat kita," ujar Syarief di Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Rabu (25/10/2017).

Meski begitu, ia menegaskan Demokrat belum memutuskan nama untuk diusung menjadi calon gubernur atau cagub siapa dalam Pilgub Jabar 2018.

 

Yang jelas, kata Syarief, Demokrat akan mengajukan perpaduan antara kadernya dengan orang yang berpengalaman di eksekutif. Demokrat pun akan mengumumkannya dalam waktu dekat.

Syarief mengatakan, Demokrat terus menjalin komunikasi dengan partai politik lain. Ia menyebut Gerindra dan PAN jadi partai yang terus dijajaki.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya