BNPB: 100 Ribu Penduduk Harus Diungsikan dari Area Gunung Agung

Tim evakuasi Gunung Agung di lapangan mengalami kendala karena penduduk masih berat meninggalkan hewan ternak mereka.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 27 Nov 2017, 13:29 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2017, 13:29 WIB
Gunung Agung Meletus
Wisatawan melihat asap Gunung Agung di sebuah kuil di Kabupaten Karangasem, Bali, (27/11). Pihak berwenang telah mengantisipasi dampak yang ditimbulkan oleh aktivitas Gunung Agung dengan menutup Bandara Ngurah Rai. (AP Photo / Firdia Lisnawati)

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, sebanyak 100 ribu penduduk yang tinggal di radius 10 kilometer (KM) dari Gunung Agung, Karang Asem, Bali wajib mengungsi.

"Radius 8 KM di kawasan Gunung Agung adalah daerah rawan berbahaya (DRB) III. Sedangkan 2 kilometer sisanya, termasuk DRB II dan DRB I," kata dia di kantor BNPB, Jakarta Timur, Senin (27/11/2017).

Menurut Sutopo, jumlah penduduk yang saat ini diungsikan masih berkisar 40 ribu penduduk. Tim evakuasi di lapangan juga mengalami kendala karena penduduk masih berat meninggalkan hewan ternak mereka.

"Hewan ternak mereka belum selamat, mereka masih belum mau mengungsi, ada alasan lain yang masih menganggap daerah tempat tinggalnya aman," jelas dia.

Pada radius 10 KM tersebut, terdapat 22 desa terdampak, seperti Desa Ababi, Pidpid, Nawakerti, Datah, Bebandem, Jungutan, Buana Giri, Tulamben, Dukuh, Kubu, Baturinggit, Ban, Sukadana, Menanga, Besakih, Pempatan, Selat, Peringsari, Muncan, Dudat Utara, Amertha Bhuana, dan Sebudi.

Sebagai informasi, DRB III adalah kawasan yang dikhawatirkan terkena landaan awan panas, aliran lava, guguran batu dan hujan abu lebat dari Gunung Agung. Untuk DRB II dan DRB I adalah kawasan yang bahaya dari awan panas, aliran lava, dan kemungkinan perluasan awan panas.

Waspada Lahar Dingin

Sementara itu, erupsi Gunung Agung menyebabkan mengalirnya lahar dingin ke sejumlah permukiman warga yang berada di bawah kawah. Hal ini harus diwaspadai karena lahar tersebut membawa material gunung yang berat.

Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho melalui akun Twitternya @Sutopo_BNPB mengatakan, lahar dingin yang terjadi saat ini barulah permulaan. Sebab, banjir lahar dingin akan terus meningkat.

Masyarakat di sekitar Gunung Agung dan Sinabung, kata Sutopo, agar waspada dari ancaman lahar dingin.

"Jika hujan di bagian hulu segera menyingkir dari sekitar sungai," tandas Sutopo.

Sutopo pun membeberkan beberapa tanda-tanda datangnya lahar dingin. Lahar dingin terjadi setelah hujan lebat berdurasi lama terjadi di hulu. Masyarakat pun diminta untuk waspada terhadap tanda-tanda ini.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya