Jokowi: Indonesia Konsisten Perjuangkan Hak Rakyat Palestina

Jokowi menyebut langkah Donald Trump mengakui Yerusalem dengan Ibu Kota Israel sebagai pengakuan sepihak.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 07 Des 2017, 11:08 WIB
Diterbitkan 07 Des 2017, 11:08 WIB
Top 3: Patung Lilin Jokowi Lebih Populer dari Trump dan Hillary
Presiden Jokowi

Liputan6.com, Bogor - Jokowi menegaskan sikap Indonesia dalam isu Palestina. Ia mengatakan posisi Indonesia tidak pernah berubah.

"Saya dan rakyat Indonesia tetap konsisten dengan rakyat Palestina memperjuangkan haknya," kata Jokowi dalam konfrensi pers di Istana Bogor, Kamis (7/12/2017).

Hal itu merespons putusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang menyatakan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel.

Jokowi menyebut langkah Trump sebagai pengakuan sepihak. Ia meminta lembaga internasional mengambil tindakan tegas.

"Saya meminta Amerika Serikat mempertimbangkan kembali keputusan tersebut," Jokowi berujar.

Dalam beberapa kali kesempatan, Jokowi kerap memberikan dukungan pada Palestina. Bahkan, dalam janji kampanye saat Pemilihan Presiden 2014, ia menegaskan akan memperjuangkan kemerdekaan Palestina. 

 

Keputusan Donald Trump

Presiden Amerika Serikat Donald Trump pada Rabu waktu Washington secara resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Keputusannya tersebut "bertentangan" dengan kebijakan luar negeri AS yang telah berjalan selama tujuh dekade.

Pengumuman Trump sekaligus menandai langkah awal pemindahan Kedutaan Besar AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

"Hari ini, akhirnya kita mengakui hal yang jelas: bahwa Yerusalem adalah ibu kota Israel. Ini tidak lebih dari sekadar pengakuan akan realitas. Ini juga hal yang tepat untuk dilakukan. Ini hal yang harus dilakukan," ujar Trump saat berpidato di Diplomatic Reception Room, Gedung Putih, seperti dikutip dari nytimes.com, Kamis (7/12/2017).

Selama tujuh dekade, AS bersama dengan hampir seluruh negara lainnya di dunia, menolak mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel sejak negara itu mendeklarasikan pendiriannya pada 1948. Sementara, menurut Trump, kebijakan penolakan tersebut membawa seluruh pihak "tidak mendekati kesepakatan damai antara Israel-Palestina".

"Akan menjadi kebodohan untuk mengasumsikan bahwa mengulang formula yang sama persis sekarang akan menghasilkan kesimpulan yang berbeda atau lebih baik," ungkap Presiden ke-45 AS tersebut.

Pengakuan terhadap Yerusalem, menurut Trump, adalah "sebuah langkah terlambat untuk memajukan proses perdamaian".

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya