Peserta Peringatan 100 Tahun Deklarasi Balfour Kecam Trump

Langkah Donald Trump mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel adalah ilegal dan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional.

oleh Yusron Fahmi diperbarui 09 Des 2017, 10:53 WIB
Diterbitkan 09 Des 2017, 10:53 WIB
Pemuda Palestina mengibarkan bendera nasional.
Seorang pemuda Palestina mengibarkan bendera nasional. (AFP)

Liputan6.com, Jakarta - Reaksi keras terhadap keputusan Presiden Amerika Serikat Donald Trump yang mengakui Yerussalem sebagai Ibu Kota Israel terus bermunculan.

Peserta Konferensi Internasional Palestina, "100 Tahun Peringatan Penindasan Deklarasi Balfour, dan 100 Tahun Perlawanan Palestina" menilai, langkah Donald Trump tersebut adalah ilegal dan pelanggaran mencolok terhadap semua hukum internasional dan resolusi PBB.

"Keputusan Trump menimbulkan ancaman bagi kota suci Yerusalem," ujar Mujtahid Hashem, President Voice of Palestine Indonesia, yang juga panitia acara konferensi, Jakarta, Jumat 8 Desember 2017.

Konferensi 100 Tahun Peringatan Penindasan Deklarasi Balfour diikuti sejumlah perwakilan, selain dari Indonesia juga lembaga internasional, di antaranya, Syaikh Yusuf (Coordinator of the Global Campaign to return to Palestine, Libanon), Feroze Mithiborwala (Palestine Solidarity Forum-India), Thaer Alsikh (Palestina), Mohd Azmi Abdul Hamid-MAPIM Malaysia, Syekh Ali Akbar Albinal (Palestine Fondation Philipine).

Mujtahid menambahkan, keputusan Trump, menurut pihaknya, adalah Deklarasi Balfour Kedua. Dengan demikian memiliki tanda dan konsekuensi yang tidak menyenangkan bagi bangsa Palestina dan dunia pada umumnya.

"Keputusan Trump adalah provokasi dan protes yang belum pernah terjadi sebelumnya telah terjadi di seluruh Palestina dan dunia," ujar dia. Aksi Trump memicu dimulainya gerakan intifadah ketiga.

Dukung Perjuangan Palestina

Mujtahid mengimbau pemerintah berbagai negara untuk mengutuk keputusan sepihak Trump tersebut dan menuntut agar Duta Besar AS meninggalkan negara mereka.

"Kami juga menarik gerakan solidaritas di seluruh dunia untuk demonstrasi di luar Kedutaan Besar AS dan Konsulat ujar dia.

Mujtahid menyatakan, konferensi yang berlangsung pada 7 hingga 8 Desember di Jakarta kemarin, memutuskan untuk terus mendukung perjuangan pembebasan Palestina dengan Yerusalem (Al-Quds) sebagai ibu kota.

"Kami menyerukan kepada rakyat dan negara-negara di dunia untuk terus mendukung rakyat Palestina dan intifadah global," kata dia.

Saksikan vidio pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya