Liputan6.com, Jakarta - Beredarnya buku IPS kelas IV SD yang menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel menarik perhatian Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani. Dia menilai perlu ada pengawasan ketat terhadap penyebaran buku peserta didik.
"Ini adalah keteledoran yang harusnya tidak terjadi. Ke depan, proses penyusunan buku pelajaran itu harus benar-benar dicek dan ricek," ucap dia saat ditemui di Kantor Kemenko PMK, Jakarta, Rabu,(13/12/2017).
Puan sangat menyesalkan karena buku sudah beredar sejak lama dan baru diketahui sekarang. Dia menegaskan sangat mendukung keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy yang menarik tautan tersebut dari situs Kemendikbud.
Advertisement
Menurut Puan, tersebarnya buku itu adalah bentuk pelanggaran dan harus dipertanggungjawabkan. Khusus kepada Pusat Kurikulum dan Perbukuan diharapkan sebelum buku beredar, kontennya telah diperiksa secara ketat.
"Keinginan kami secepatnya buku tersebut ditarik dan dikoreksi segera pada edisi terbaru," tutur Puan.
Bagi Puan, banyak hal terkait kasus buku pelajaran yang harus benar-benar diperhatikan agar tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang fatal. Pasalnya, jika terjadi kesalahan dalam substansi yang diberikan akan berbahaya dalam memberikan ilmu pengetahuan.
"Harus lebih diperhatikan, jangan sampai buku yang sudah beredar menimbulkan polemik," ucap Puan.
Terakhir, Menko Puan juga meminta peran aktif orang tua atau guru untuk ikut bersama-sama mengawasi kualitas buku-buku sekolah.
"Demi masa depan pendidikan anak-anak kita, kita harus turut memberikan pengawasan terhadap edaran buku pelajaran," ujar Puan.
Penerbit Minta Maaf
Sementara itu, pihak penerbit mengakui adanya kekeliruan tersebut. Pernyataan itu disampaikan dalam situs web www.yudhistira-gi.com yang diunggah 12 Desember 2017.
Dalam rilis tersebut dikatakan bahwa penerbit mengambil data dari sumber internet "World Population Data Sheet 2010".
"Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut ternyata belum diakui secara sah oleh lembaga international," tulis keterangan pers yang dikutip Liputan6.com, Rabu (13/12/2017).
Oleh sebab itu, Yudhistira meminta maaf atas insiden tersebut dan akan memperbaiki isi dari buku itu.
"Untuk itu kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi pada cetakan berikutnya," tulis Penerbit Yudhistira.
Advertisement
Pernyataan Lengkap
Berikut keterangan lengkap Penerbit Yudhistira atas insiden ibu kota Israel:
Pada Buku IPS Kelas 6 KTSP terdapat tabel daftar negara-negara Asia Barat beserta Ibu Kotanya. Pada tabel tersebut tercantum negara Israel Ibu Kotanya Yerusalem.
Perlu kami jelaskan bahwa data tersebut kami ambil dari sumber internet "world population data sheet 2010". Kami tidak mengetahui kalau ternyata data tersebut ternyata belum diakui secara sah oleh lembaga international. Untuk itu kami mohon maaf apabila sumber yang kami ambil dianggap keliru. Kami akan melakukan perbaikan atau revisi pada cetakan berikutnya. Demikian informasi yang dapat kami sampaikan.
Saksikan video pilihan berikut ini: