Polri: Warga Sulteng Tak Takut Bom Molotov di Gereja Santa Maria

Aparat kepolisian kini melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan sejumlah barang bukti.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 24 Des 2017, 01:03 WIB
Diterbitkan 24 Des 2017, 01:03 WIB
Sertijab Karo Penmas Divisi Humas Polri
Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto memimpin acara serah terima jabatan di Gedung Divisi Humas Polri, Jakarta, Jumat (24/11). Jabatan Karo Penmas dan Karo Multimedia Divisi Humas Polri berpindah tangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Mabes Polri membenarakan adanya pelemparan bom molotov di Gereja Santa Maria Ratu Rosari, Ampana Tajo Una Una, Sulawesi Tengah. Pelemparan itu diduga terjadi pada Jumat 22 Desember 2017 pukul 05.00 WITA.

Kadiv Humas Polri Irjen Setyo Wasisto mengatakan pelemparan diduga molotov itu belum bisa dikatakan sebagai aksi terorisme menjelang perayaan Natal. Dia menuturkan bahwa pelemparan itu dilakukan oleh orang iseng.

"Belum bisa dikategorikan sebagai aksi teror," kata Setyo saat dikonfirmasi, Sabtu (23/12/2017).

Dia menyebut bahwa aksi pelemparan bom molotov ini tidak membuat warga dan pengurus gereja, yang berada di tempat kejadian merasa takut. Sehingga, Setyo menegaskan kejadian tersebut belum bisa dikategorikan sebagai aksi teror.

"Teror itukan yang membuat ketakutan, kepanikan. Kalau ini tidak, pengurus gereja dan warga tidak takut," jelas Setyo.


Mengejar Pelaku

Dia menuturkan, aksi pelemparan itu diketahui oleh penjaga gereja. Sementara untuk jenis bom molotovnya, kata Setyo menggunakan botol minuman energi kecil yang diisi bensin.

"Ditemukan gosong di tembok gereja, enggak ada dampak apa-apa. Korban enggak ada," imbuhnya.

Jenderal bintang dua itu mengatakan bahwa aparat kepolisian kini melakukan olah tempat kejadian perkara dan mengamankan sejumlah barang bukti.

"Meski dilakukan orang iseng, kami tetap serius, akan kami kejar pelakunya," tandas Setyo.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya