Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan infrastruktur di era Presiden Joko Widodo (Jokowi) terus digenjot dan menyentuh seluruh aspek kehidupan masyarakat. Kebijakan ini pun diyakini dapat meningkatkan perekonomian masyarakat serta mengatasi persoalan kemiskinan.
Dekan Fakultas Perikanan Universitas Khairun (Unkhair) Ternate Djanib Achmad mengatakan, keseriusan Jokowi dalam menggenjot pembangunan infrastruktur sudah terlihat sejak awal kepemimpinannya.
Advertisement
Baca Juga
Menurut dia, komitmen Jokowi mengakselerasi pembangunan infrastruktur membawa kabar baik untuk persoalan kemiskinan. Kebijakan tersebut diyakini dapat menurunkan angka kemiskinan, terutama pada masyarakat di wilayah pesisir.
“Kemiskinan paling besar di wilayah pesisir, para nelayan. Kalau itu (kebijakan) mau diangkat akan mengangkat hajat hidup (masyarakat pesisir),” kata Djanib dalam keterangan tertulisnya.
Djanib menuturkan, besarnya anggaran yang dialokasikan hingga Rp417,7 triliun menjadi bukti keseriusan Presiden terhadap pembangunan infrastruktur. Realisasi pembangunan yang masih terus dilakukan menciptakan kebermanfaatan bagi kehidupan masyarakat.
Di sisi lain, salah satu yang turut menjadi fokus pembangunan Jokowi yakni terhadap infrastruktur kemaritiman. Djanib menilai, kebijakan itu didasari atas realitas masyarakat pesisir yang menjadi kelompok rentan terhadap ketimpangan.
Karenanya, dia berharap melalui kebijakan poros maritim era Presiden Jokowi bisa semakin memperkuat kondisi ekonomi masyarakat pesisir.
"Kepala daerah menjadi tahu dan memiliki keinginan kuat untuk melakukan satu terobosan tentang pengelolaan perikanan dan kelautan,” kata Djanib memungkasi.
Jokowi Resmikan Jembatan Gantung di Maluku
Sebelumnya, Presiden Jokowi meresmikan Jembatan Gantung Wear Fair di Kabupaten Maluku Tenggara, Provinsi Maluku, Rabu, (14/9/2022). Menurut Jokowi, pembangunan jembatan adalah penting sebagai bagian dari infrastruktur untuk mempercepat mobilitas orang dan barang.
"Jembatan Wear Fair ini penting sekali dalam rangka mobilitas orang maupun mobilitas barang," ujar Jokowi dalam keterangan pers diterima, Rabu (14/9/2022).
Jokowi menuturkan, jembatan gantung yang baru diresmikannya ini menghubungkan dua pulau kecil, Pulau Fair dan Pulau Kei Kecil. Hal ini merupakan komitmen pemerintah dalam membangun infrastruktur secara merata hingga ke seluruh pelosok Tanah Air.
“Yang kita bangun itu bukan hanya jalan tol yang gede-gede, atau pelabuhan yang gede-gede, atau airport yang gede-gede, tapi jembatan antardesa, jembatan antarpulau yang seperti ini juga ini,” jelas Jokowi.
Diketahui, dalam satu tahun pemerintah sudah membangun sekitar 200 jembatan serupa sebagai akses konektivitas warga, baik antarkecamatan, antardesa, maupun antarpulau.
Menanggapi hal itu, Direktur Pembangunan Jembatan Kementerian PUPR, Yudha Handita Pandjiriawan, dalam keterangan terpisahnya mengatakan, Jembatan Gantung Wear Fair memiliki panjang 120 meter dengan lebar 1,8 meter.
Jenis jembatan gantung dipilih karena proses pembangunan yang cepat dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat sekitar, sehingga masih cukup difasilitasi kendaraan roda dua dan penyeberangan.
Advertisement