Liputan6.com, Jakarta: Pengunduran diri anggota DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Arifinto yang kepergok menonton film porno saat sidang paripurna dinilai sebagai langkah tepat untuk menyelamatkan partainya.
"Ketika PKS meminta dirinya mundur itu kan sebuah sikap yang baik, padahal kan banyak partai lain yang melakukan seperti itu dan tidak mundur karena tidak tahu dan tidak ketangkep basah," kata tokoh Nahdlatul Ulama (NU) K.H.Sholahudin Wahid di Perpustakaan Nasional, Selasa (12/4).
Menurut Gus Solah, sapaan akrab Sholahudin, dirinya tidak berpikir jika Afirinto salah, karena dirinya menilai Arifinto hanya sedang kena sial, yang ketika itu sedang membuka email ternyata isi dari email tersebut adalah film porno.
Sebenarnya, lanjut Gus Sholah, menonton film porno sudah menjadi hal yang bisa, namun harus disesuaikan dengan tempat saja. "Orang nonton porno boleh aja kalau mau, nah celakanya kan dia (Arifinto, red) nontonnya ketika sidang paripurna," katanya.
Ya, mungkin saja Arifinto sedang sial karena tertangkap kamera fotografer sedang melihat film porno, saat mengikuti sidang paripurna. Tetapi nasib sial itu sudah mengundang kemarahan berbagai pihak, termasuk internal partainya.
Pernyataan maaf dan pengunduran diri dari DPR tampaknya tak cukup menutupi aib Partai. Dewan Syariah Pusat PKS bahkan memberhentikan Arifinto dari keanggotaan Majelis Syura PKS periode 2010-2015.Â
Arifinto juga diminta melakukan taubat nasuha, dengan membaca istigfar minimal 100 kali selama 40 hari, dan membaca Al Quran minimal satu kali khatam dalam jangka 30 hari, bersedekah kepada 60 orang fakir miskin, meminta tausiah kepada ketua Dewan Syari'ah Pusat selaku Mufti PKS, dan meminta maaf kepada seluruh kader, simpatisan, konstituen dan anggota DPR RI serta masyarakat. (MLA)
"Ketika PKS meminta dirinya mundur itu kan sebuah sikap yang baik, padahal kan banyak partai lain yang melakukan seperti itu dan tidak mundur karena tidak tahu dan tidak ketangkep basah," kata tokoh Nahdlatul Ulama (NU) K.H.Sholahudin Wahid di Perpustakaan Nasional, Selasa (12/4).
Menurut Gus Solah, sapaan akrab Sholahudin, dirinya tidak berpikir jika Afirinto salah, karena dirinya menilai Arifinto hanya sedang kena sial, yang ketika itu sedang membuka email ternyata isi dari email tersebut adalah film porno.
Sebenarnya, lanjut Gus Sholah, menonton film porno sudah menjadi hal yang bisa, namun harus disesuaikan dengan tempat saja. "Orang nonton porno boleh aja kalau mau, nah celakanya kan dia (Arifinto, red) nontonnya ketika sidang paripurna," katanya.
Ya, mungkin saja Arifinto sedang sial karena tertangkap kamera fotografer sedang melihat film porno, saat mengikuti sidang paripurna. Tetapi nasib sial itu sudah mengundang kemarahan berbagai pihak, termasuk internal partainya.
Pernyataan maaf dan pengunduran diri dari DPR tampaknya tak cukup menutupi aib Partai. Dewan Syariah Pusat PKS bahkan memberhentikan Arifinto dari keanggotaan Majelis Syura PKS periode 2010-2015.Â
Arifinto juga diminta melakukan taubat nasuha, dengan membaca istigfar minimal 100 kali selama 40 hari, dan membaca Al Quran minimal satu kali khatam dalam jangka 30 hari, bersedekah kepada 60 orang fakir miskin, meminta tausiah kepada ketua Dewan Syari'ah Pusat selaku Mufti PKS, dan meminta maaf kepada seluruh kader, simpatisan, konstituen dan anggota DPR RI serta masyarakat. (MLA)