Fahri Hamzah: Rutan Narapidana Narkoba dan Terorisme Seharusnya Tidak di Dalam Kota

Fahri Hamzah mengomentari kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob Depok yang menewaskan enam orang (5 aparat dan 1 napi) dan juga penyanderaan seorang aparat Brimob.

oleh Gilar Ramdhani diperbarui 15 Mei 2018, 17:15 WIB
Diterbitkan 15 Mei 2018, 17:15 WIB
Fahri Hamzah
Fahri Hamzah mengomentari kerusuhan yang terjadi di Rutan Mako Brimob Depok yang menewaskan enam orang (5 aparat dan 1 napi) dan juga penyanderaan seorang aparat Brimob.

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua DPR, Fahri Hamzah  menyatakan seharusnya rumah tahanan untuk narapidana narkoba dan terorisme tidak berlokasi di dalam kota. Malahan, ia menyarankan agar rutan untuk narapidana narkoba dan terorisme ada di suatu pulau yang terpisah.

"Narkoba dan terorisme menurut saya harusnya tidak di dalam kota tahanannya, (melainkan) di pulau. Supaya terisolasi," tutur Fahri beberapa waktu lalu di Jakarta.

Menurutnya, dengan lokasi rutan yang ada di daerah terisolasi, maka permasalahan seperti peredaran dan transaksi narkoba di dalam rutan dapat dihindari.

Seperti diketahui, penyebab kerusuhan di rumah tahanan Mako Brimob berawal dari tahanan yang menanyakan soal makanan yang dikirimkan keluarga. Selesai salat Magrib, ada napi yang menanyakan titipan makanan dari keluarga. Kemudian salah satu dari anggota Tahti menyampaikan bahwa titipan makanan dipegang oeh anggota lain.

Atas hal itu, yang tak terima mengajak rekan-rekannya yang lain untuk membuat kerusuhan di dalam penjara. Kerusuhan napi itu terjadi di blok B dan C Rutan Mako Brimob.

Mereka membobol pintu dan dinding sel, kemudian tidak terkontrol lagi. Napi menyebar ke luar sel. Dan sampai ke ruang penyidik. Sejumlah polisi yang sedang melakukan pemeriksaan terhadap tersangka kasus pidana menjadi sasaran amukan narapidana. Kerusuhan tersebut sampai menewaskan enam orang (5 aparat dan 1 napi), juga penyanderaan seorang aparat Brimob.

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya