Ketua MUI: Melarang Muslim ke Israel Harus Ada Alasannya

Ketua MUI mempersilakan siapa pun yang berniat mengajukan permohonan penerbitan fatwa haram WNI muslim ke Israel, termasuk oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

oleh Ady Anugrahadi diperbarui 15 Jun 2018, 02:08 WIB
Diterbitkan 15 Jun 2018, 02:08 WIB
Ketua MUI Ma'ruf Amin (Merdeka.com/Muhammad Genantan)
Ketua MUI Ma'ruf Amin (Merdeka.com/Muhammad Genantan)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Ma'ruf Amin menyatakan, MUI tidak memiliki wewenang dalam melarang umat muslim warga negara Indonesia (WNI) berkunjung ke Israel. Menurut dia, kewenangan seperti itu berada di ranah pemerintah.

"Kalau kita melarang ke Israel itu harus ada alasannya, jadi harus memerlukan alasan yang tepat. Melarang mestinya negara bukan MUI," ungkap Ma'ruf Amin di Kementerian Agama, Jakarta, Kamis (14/6/2018).

Namun, Ma'ruf mempersilakan siapa pun yang berniat mengajukan permohonan penerbitan fatwa haram WNI muslim ke Israel, termasuk oleh Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

Hanya saja, kata Ma'ruf, nanti dalam menentukkan, MUI mesti memperhatikan berbagai macam aspeknya.

"Itu harus ada pelaporan. Kedua, harus ada namanya munasabahnya, artinya ada relevansinya engga orang pergi ke Israel di fatwa itu. Artinya, wilayah fatwa atau bukan. Itu harus didiskusikan," papar dia.

"Jadi lihat apakah yang tepat dengan fatwa, imbauan atau dengan rekomendasi. Apa itu ada wilayahnya MUI, gitu loh," Ma'ruf Amin menegaskan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Tidak Sepakat

Terkait kepergian anggota Dewan Pertimbangan Presiden sekaligus Katib Aam Suriyah PBNU, Yahya Cholil Staquf, yang ke Israel untuk menajdi pembicara dalam sebuah forum diskusi di Israel, pada minggu lalu, Ma'ruf mengatakan tidak sepakat. 

"Kalau saya sih emang kurang sependapat tentang Israel itu dan tidak ada hubungan diplomatik ya," kata Ma'ruf.

Namun, Ma'ruf mengaku akan bertemu dengan Yahya Cholil Staquf guna mengetahui maksud dan tujuannya ke Israel. Dengan begitu, dapat menjawab sekaligus menilai apakah kunjungan itu sesuai atau tidak.

"Jadi tepat tidak tepat tindakan Yahya Cholil, saya harus dengar alasan dia. Saya belum dengar alasan dia," ungkap Ma'ruf.

Ma'ruf menambahkan, saat ini pertemuan itu belum terlaksana. Dia pun belum berani berkomentar lebih jauh, termasuk mengecam tindakan tersebut.

"Secara umum mungkin dia ada undangan ke Israel. Tapi saya belum dengar apa-apa. Saya harus dengar dulu dari Gus Yahya. Jangan main kecam-kecam aja," kata dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya