Komentari Kritik SBY, PDIP: Jokowi Tak Pernah Menyalahgunakan Kekuasaan

Dia menyarankan SBY untuk melakukan introspeksi daripada menyalahkan pihak lain, dan tidak menyampaikan tuduhan sepihak tanpa bukti.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 20 Jun 2018, 19:52 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2018, 19:52 WIB
Presiden Jokowi Hadiri Rapimnas Partai Demokrat 2018
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang yudhoyono (SBY) usai memukul gong pada Rapimnas Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3). (Liputan6.com/Angga yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua DPP PDI Perjuangan bidang Pemenangan Pemilu, Bambang DH, menanggapi keluhan Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terhadap netralitas aparat negara dalam pilkada serentak.

"Keluhan dilontarkan SBY itu malah merendahkan hak rakyat yang berdaulat dan juga mencerminkan kepanikan SBY sendiri. Pak Jokowi tidak pernah menyalahgunakan kekuasaan," tegas Bambang dalam keterangan tertulis, Rabu (20/6/2018).

Dia lantas melempar tanya terhadap keganjilan yang dirasa pada pemilu di masa lalu, seperti sosok di balik layar yang ditengarai menggunakan KPU yang seharusnya netral, malah mantan komisarisnya dijadikan pengurus partai.

"Siapa yang memanipulasi IT sehingga Antasari dipenjara? Siapa yang memanipulasi DPT sehingga kursi di Pacitan pada pemilu 2014 berkurang drastis dibanding 2009? Siapa yang menjadi pelopor penggunaan dana Bansos?" tanya Bambang DH.

Selain itu, Bambang DH juga menuding Pilkada Jawa Timur saat ini telah dikotori oleh praktik penyalahgunaan Program Keluarga Harapan (PKH) yang diklaim secara sepihak sebagai program Khofifah Indar Parawansa, calon Gubernur Jatim yang diusung salah satunya oleh Partai Demokrat.

"Itu sama saja penggunaan dana rakyat untuk kepentingan pribadi. Banyak bukti di lapangan terkait penyalahgunaan PKH. Ini yang seharusnya dikritik Pak SBY," sambung Bambang DH.

Karenanya, dia menyarankan kepada SBY untuk melakukan introspeksi daripada menyalahkan pihak lain, dan tidak menyampaikan tuduhan sepihak tanpa bukti.

"Kepada seluruh pihak hendaknya membangun suasana kondusif dan biarlah rakyat menjadi hakim tertinggi di dalam menentukan pemimpinnya. Rakyat mencari pemimpin yang kuat secara kultural, berpengalaman serta tidak ambisius di dalam mengejar jabatan," dia menandasi.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Penguasa Menurut SBY

SBY Temui Jokowi
Presiden Joko Widodo saat berbincang dengan Presiden RI ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (27/10). Keduanya melakukan pertemuan di teras belakang Istana Merdeka. (Laily Rachev / Biro Pers Setpres)

Sebelumnya, SBY menyebut banyak penguasa yang bertindak sewenang-wenang. Bahkan tindakan tersebut dianggapnya telah melampau batas. SBY tidak menyebut siapa sosok pemimpin yang dimaksud. Pun terkait dengan kebijakan apa yang dianggap mencederai keadilan dan akal sehat.

"Saya perhatikan, banyak penguasa yang lampaui batas sehingga cederai keadilan dan akal sehat. Mungkin rakyat tak berdaya, tapi apa tidak takut kpd Tuhan, Allah SWT ? *SBY*," tulis dia dalam akun twitternya, @SBYudhoyono, yang dikutip Liputan6.com, Jakarta, Senin (18/6/2018).

SBY menulis tweet tersebut setelah M Iriawan dilantik sebagai penjabat sementara Gubernur Jawa Barat. Iriawan menggantikan Ahmad Heryawan yang habis masa tugasnya pada 13 Juni 2018.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya