BNPB Tambah 2 Helikopter untuk Tangani Kebakaran Hutan dan Lahan Riau

Kebakaran hutan dan lahan di Riau menghanguskan 1.870,96 hektare lahan selama Februari-Mei 2018.

diperbarui 07 Jul 2018, 06:48 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2018, 06:48 WIB
20150904-Kebakaran-Hutan-Riau
Petugas pemadam kebakaran berusaha mematikan sisa titik api yang masih menyala di cagar alam biosfer Giam Siak Kecil di Riau (3/9/2015). Sebagian lahan hutan yang memiliki luas ratusan ribu hektar itu terlihat hangus. (AFP PHOTO/ALFACHROZIE)

Riau - Kebakaran hutan dan lahan di Riau menghanguskan 1.870,96 hektare lahan selama Februari-Mei 2018. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pun menyiagakan dua helikopter tambahan untuk menangani kebakaran tersebut.

Dua helikopter ini digunakan untuk water bombing atau pengebom air ke lahan-lahan terbakar di Riau.

Kepala Bidang Kedaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Riau, Jim Gafur menyebut, dua unit helikopter itu adalah Bell 214 dan MI-172. Heli tersebut mampu mengangkut air hingga 3.000 liter. Kemudian MI-172 yang berkapasitas 4.000 liter untuk sekali angkut.

Kedua heli itupun, sudah tiba di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Riau, pada awal pekan ini. "Dengan penambahan dua helikopter tersebut, saat ini terdapat enam helikopter guna mencegah dan menanggulangi Karhutla di Riau," ujar Jim Gafur, Jumat (6/7/2018).

Menurut dia, dikirimnya dua unit helikopter ke Bumi Lancang Kuning ini, menambah jumlah helikopter yang bersiaga untuk kebakaran hutan dan lahan menjadi tujuh buah. 

Tiga helikopter itu telah dikirim BNPB pada awal 2018. Masing-masing jenis Bell berkapasitas 3.000 liter air, kemudian satu unit Sikorsky dan Kamov yang mampu mengangkut 5.000 liter air.

Sementara, satu helikopter patroli yang dikirim oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK). Gunanya, untuk memantau potensi titik-titik api yang tersebar sehingga kebakaran hutan dan lahan tidak meluas.

"Keberadaan helikopter tersebut tentu akan sangat membantu Satgas dalam mencegah dan menanggulangi bencana Karhutla. Terutama menjelang pesta olahraga Asian Games," ucap Jim Gafur.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kemarau Pertengahan Juli

Jim juga mengatakan, Riau kembali akan memasuki musim kemarau fase kedua pada pertengahan Juli ini. Dengan alasan itulah, Pemerintah Provinsi Riau memperpanjang status siaga darurat penanggulangan Karhutla hingga November 2018.

Sebelumnya, Provinsi Riau juga telah menetapkan status Siaga Karhutla. Yaitu pada 19 Februari 2018 lalu hingga 31 Mei 2018. Dalam kurun waktu lima bulan itu, tercatat 1.870,96 hektare lahan telah terbakar.

 

Ikuti berita menarik lainnya di Jawapos

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya