Alasan Asyura Jadi Hari Istimewa bagi Umat Islam

Hari Asyura sudah lama dipandang sebagai hari istimewa, bahkan sebelum Islam diturunkan ke dunia.

oleh Devira PrastiwiLiputan6.com diperbarui 18 Sep 2018, 12:30 WIB
Diterbitkan 18 Sep 2018, 12:30 WIB
[Bintang] Ini Niat Puasa Dzulhijjah 2018
Jatuh pada Senin, 13 Agustus 2018, ini niat puasa Dzulhijjah. (Ilustrasi: Pexels.com/Pixabay.com)

Liputan6.com, Jakarta - Pada setiap bulan Muharram, umat Islam akan menjumpai hari Asyura. Hari itu jatuh setiap tanggal 10 di bulan pembuka tahun Hijriah itu.

Hari Asyura sudah lama dipandang sebagai hari istimewa, bahkan sebelum Islam diturunkan ke dunia. Masyarakat Arab kala itu mengagungkan hari tersebut dengan ritual tertentu. Lantas, mengapa nama Asyura dipilih?

Ternyata, nama tersebut terkait dengan kata al-asyir yang artinya 'hari kesepuluh'. Namun, para ulama rupanya tidak sepakat dengan penjelasan tersebut.

Salah satunya Ibn Al Atsir dalam An Nihayah fi Gharib Al Hadith wa Al Atsar menjelaskan, nama Asyura dikenal setelah Islam datang. Sebelumnya digunakan kata ismun islamiyyun yang memang bermakna 'hari kesepuluh'.

Ada pula yang memaknai Asyura sebagai hari kesembilan. Alasannya, dalam tradisi Arab, kadang bilangan yang dimaksud sebenarnya satu angka dari yang mereka sebut.

Contohnya seperti dalam kalimat waradat al ibil 'asyran (ada sepuluh unta datang). Maksud sebenarnya dari kalimat ini adalah sembilan unta yang datang.

Hal ini seperti dijelaskan Abu Musa Muhammad bin Umar Al Ashbihani dalam Al Majmu' Al Mughits fi Gharibay Al Quran wa Al Hadith.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Perbedaan Pendapat

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-30, 14 Juni 2018
Sudah hari ke-30, Lebaran sudah di depan mata, puasa Ramadan akan segera berakhir. (Ilustrasi: Pexels.com)

Dua pandangan ini melahirkan perbedaan pendapat terkait keutamaan antara berpuasa hari kesepuluh atau hari kesembilan Muharram.

Ada pula yang berpendapat syariah puasa tanggal 9 Muharram untuk menyalahi tradisi Yahudi yang terbiasa puasa di tanggal 10. Dasarnya adalah riwayat Muslim, Abu Dawud, dan Ahmad dari Ibnu Abbas RA.

Ibn 'Abbas RA berkata, "Kalau saya masih ada (umur) sampai tahun depan, saya akan puasa di hari kesembilan. Di dalam riwayat lain, Ibn 'Abbas berkata, 'Ketika Rasulullah SAW. berpuasa di hari asyura dan memerintahkan agar puasa di hari itu, para sahabat bertanya, 'Wahai Rasulullah, hari asyura itu adalah hari yang diagungkan oleh umat Yahudi dan Nasrani?' Rasulullah SAW bersabda, 'Kalau ada (umur) di tahun depan–Insya Allah–kita akan puasa di hari kesembilan. Ibn 'Abbas berkata, 'Tahun depan belum tiba, tapi Rasulullah SAW sudah wafat'."

Paparan di atas menjelaskan penamaan asyura memang merujuk pada urutan harinya. Sedangkan untuk hari kesembilan dinamai tasu'a.

 

Reporter : Ahmad Baiquni

Sumber  : Dream

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya