Survei BPS: Jemaah Sangat Puas dengan Pelayan Haji 2018

BPS menyebar sebanyak 14.400 kuisioner ke jemaah haji.

oleh Liputan6.com diperbarui 22 Nov 2018, 19:15 WIB
Diterbitkan 22 Nov 2018, 19:15 WIB
Jemaah Haji Indonesia
Indahnya pelangi sambut jemaah haji di Bandara Soekarno Hatta, Tangerang, Banten. (Dream)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) memaparkan Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia (IKJHI) di Arab Saudi pada tahun 1439 Hijriah atau 2018 mencapai 85,23. Nilai itu masuk kategori sangat memuaskan, naik 0,38 poin dibandingkan penyelenggaraan haji pada tahun 2017.

"Indeks kepuasaan jamaah haji pada tahun 2018 mencapai 85,23. Ini baru pertama kalinya tingkat sangat memuaskan. Dari tahun 2015-2018 selalu mengalami kenaikan," kata Kepala BPS Suharyanto di Kantor BPS, Pasar Baru, Jakarta Pusat, Rabu (22/11/2018).

Kenaikan indeks kepuasaan jemaah ini mencakup hampir seluruh jenis pelayanan termasuk pelayanan di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armina) yang juga meningkat. Tetapi ada beberapa pelayanan di Armina yang mengalami penurunan.

"Kepuasaan tertinggi terdapat pada pelayanan transportasi bus antarkota yaitu 88,25. Kemudian pelayanan petugas 87,69 . Lalu bus sholawat 87,65 kemudian pelayanan ibadah 87,12 persen," papar Suharyanto.

Sedangkan pelayanan katering non-Armania 86,91, pelayanan akomodasi hotel 86,02 dan pelayanan lain-lain 85,61.

"Pelayanan katering di Armina 84,38 dan pelayanan transportasi bus Armina 81,09 dan pelayanan tenda di Armina 77,59," ungkap Suharyanto.

Kemudian, berdasarkan lokasi tempat pelayanan, indeks kepuasaan jemaah haji tertinggi terdapat di bandara 89,01, lalu di Mekkah 87,34 dan Madinah 85,73 serta di Arafah, Muzdalifah yaitu 82,60.

Suharyanto menjelaskan perbaikan kualitas tenda di Arafah dan fasilitas tenda di Mina mampu meningkatkan indeks dari 75,55 pada tahun lalu menjadi 77,59.

Tetapi, kata Suharyanto, dibandingkan dengan jenis pelayanan lainnya, pelayanan tenda di Armina merupakan pelayanan dengan indeks kepuasaan terendah.

"Rendahnya nilai kepuasaan tenda Armina terutama disebabkan oleh ketidaksuaian kapasitas tenda dengan jumlah jemaah, minimnya kelengkapan fasilitas tenda dan keberfungsian fasilitas dan alat di tenda," papar Surhayanto.

Dilakukan Selama Musim Haji

Survei tersebut dilakukan selama kegiatan haji pada 2018. Dan dilakukan satu tahun sekali. Surharyanto menjelaskan ada tiga cara mendistrubusikan kuesioner untuk menangkap persepsi berbagai pelayananan selama ibadah haji.

BPS, kata dia, membuat 12 jenis kuisioner dilengkapi dengan wawancara. Selain itu, dilakukan observasi fasilitas di sana. Salah satunya, ungkap dia, terkait apakah sudah terimplementasinya fasilitas yang ada di sana.

Surhayanto menjelaskan, pihaknya menyebar kuesioner sebanyak 14.400 jemaah haji.

Reporter: Hari Ariyanti 

Saksikan video pilihan di bawah ini

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya