Densus 88 Ringkus 2 Teman Teroris Sibolga, Ini Perannya

Densus 88 Antiteror Polri meringkus dua terduga teroris lainnya di Sibolga, Sumatera Utara.

oleh Nafiysul Qodar diperbarui 14 Mar 2019, 17:17 WIB
Diterbitkan 14 Mar 2019, 17:17 WIB
Bom Teroris
Ilustrasi Foto Teroris (iStockphoto)

Liputan6.com, Jakarta - Densus 88 Antiteror Polri meringkus dua terduga teroris lainnya di Sibolga, Sumatera Utara. Masing-masing berinisial AK alias Ameng alias Abu Halimah dan ZP alias Ogek Zul. Keduanya merupakan teman terduga teroris, Husain alias Abu Hamzah yang lebih dulu ditangkap di Sibolga.

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo mengatakan, Ameng ditangkap di Jalan Kutilang, Kecamatan, Sibolga Selatan. Dia berperan sebagai penyandang dana dalam kelompok Sibolga.

"Dia penyandang dana untuk membeli berbagai kebutuhan untuk merakit bom, sebesar Rp 15 juta," ujar Dedi soal penangkapan terduga teroris itu di Mabes Polri, Jakarta Selatan, Kamis (14/3/2019).

Dari tangan Ameng, kepolisian menyita barang bukti berupa satu buah rompi berisi 10 bom pipa dan satu kardus berisi bahan peledak yang masih diperiksa di laboratorium forensik.

Sementara Ogek yang ditangkap di Jalan Singsingmangaraja, Kota Sibolga, berperan aktif dalam merencakan amaliah. Dia juga turut menyimpan bahan peledak.

Setidaknya, ada sekitar 300 kilogram bahan peledak yang diamankan polisi dari para terduga teroris itu. "Ini cukup besar," kata Dedi.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Terus Mengembangkan

Densus 88 terus mengembangkan penyelidikan terhadap kelompok Sibolga itu. Polisi curiga, masih banyak rekan Abu Hamzah yang belum ditangkap mengingat jumlah barang bukti yang disita sangat banyak.

"Tentunya butuh anggaran yang cukup besar untuk bisa membeli bahan baku tersebut. Kita masih mendalami siapa yang berperan sebagai penyandang dana terhadap kelompok Sibolga ini," ucap Dedi memungkasi.

Sebelumnya, Husain alias Abu Hamzah diangkap Densus 88 Antiteror Polri di Sibolga pada Selasa 12 Maret 2019 sekitar pukul 14.23 WIB. Dalam operasi itu, sebuah bom meledak dari dalam rumah pelaku yang melukai petugas kepolisian dan warga setempat.

Saat itu, polisi baru bisa menangkap Husain. Sementara istri dan anaknya memilih bertahan di dalam rumah yang tersimpan banyak bom rakitan. Aparat terus melakukan negosiasi untuk membujuk istri dan anak Husain menyerahkan diri.

Namun negosiasi akhirnya gagal setelah istri Husain memilih meledakkan diri menggunakan bom rakitan dari dalam rumahnya pada Rabu sekitar pukul 02.00 WIB. Istri dan anak Husain tewas dalam peristiwa tersebut.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya