Ustadz Hanan Attaki Mengungkap Kekuatan Diam

Diam bukan hanya sebuah bentuk pasif, tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa dalam berbagai situasi.

oleh Liputan6.com diperbarui 05 Sep 2024, 20:30 WIB
Diterbitkan 05 Sep 2024, 20:30 WIB
Ustadz Hanan Attaki (https://www.instagram.com/p/C992K82PL7V/?img_index=2)
Ustadz Hanan Attaki (https://www.instagram.com/p/C992K82PL7V/?img_index=2)

Liputan6.com, Jakarta - Ustadz Hanan Attaki menekankan pentingnya diam sebagai salah satu bentuk pembelaan diri yang paling efektif dalam menghadapi situasi sulit atau konflik.

Menurutnya, diam bukan berarti lemah, melainkan cara untuk menahan diri dari reaksi emosional yang bisa memperburuk keadaan. Diam juga merupakan bentuk introspeksi, di mana seseorang bisa menilai situasi dengan lebih tenang dan bijaksana.

Dalam ceramah yang diunggah di kanal YouTube @raisannazaryofficial751, Ustadz Hanan Attaki membahas topik yang seringkali diabaikan dalam komunikasi sehari-hari, yaitu kekuatan dari diam.

Ustadz Hanan menjelaskan bahwa diam bukan hanya sebuah bentuk pasif, tetapi memiliki kekuatan yang luar biasa dalam berbagai situasi.

Menurut Ustadz Hanan, diam sering kali dianggap sebagai tindakan yang tidak produktif, padahal sebenarnya diam itu memiliki banyak manfaat.

"Diam itu ternyata ajaib. Diam itu ternyata benar-benar kata orang emas," ungkapnya dalam ceramah tersebut.

Hal ini menunjukkan bahwa diam bisa menjadi solusi yang lebih efektif daripada banyak cara lainnya.

 

 

Simak Video Pilihan Ini:

Diam Pembelaan Diri yang Paling Efektif

Ilustrasi diam tutup mulut
ilustrasi diam/Copyright unsplash/Kristina Flour

Ustadz Hanan kemudian menguraikan bagaimana diam bisa menjadi pembelaan diri yang paling efektif.

"Diam itu ternyata pembelaan diri yang paling efektif," tegasnya.

Dia menjelaskan bahwa sering kali kita merasa perlu untuk membela diri dengan berbicara, menulis postingan, atau membuat caption yang bagus. Namun, diam bisa menjadi alternatif yang jauh lebih efektif.

Ustadz Hanan mengajak jemaahnya untuk merefleksikan kebiasaan membela diri yang sering kita lakukan.

"Kalau selama ini kita masih percaya bahwa membela diri yang paling efektif itu ngomong, membela diri yang paling efektif itu bikin postingan, atau bikin caption yang bagus," katanya.

Dia menambahkan bahwa kita seringkali mencari pembelaan dari manusia dengan berbagai cara, seperti meminta dukungan atau komentar.

Namun, Ustadz Hanan menekankan bahwa ada metode yang lebih efektif dan sederhana untuk menghadapi situasi yang menantang, yaitu dengan diam.

 

Diam Mampu Hindari Konflik

Ilustrasi diam, tenang, kalem, diri sendiri, berpikir
Ilustrasi diam, tenang, kalem, diri sendiri, berpikir. (Photo by Raimond Klavins on Unsplash)  

Ustadz Hanan menggambarkan bagaimana diam dapat menjadi cara yang lebih kuat untuk menghadapi kritik atau serangan.

"Membela diri yang paling efektif itu komen, membela diri yang paling efektif itu minta pembelaan dari manusia. Ternyata mungkin itu benar, tapi ada yang lebih efektif lagi, yaitu membela diri dengan diam," jelasnya.

Lebih lanjut, Ustadz Hanan menjelaskan bahwa diam memungkinkan seseorang untuk menghindari konflik yang tidak perlu dan menjaga ketenangan batin.

Dengan tidak merespons secara langsung, seseorang bisa menghindari pertikaian yang tidak konstruktif dan menjaga keharmonisan.

Ceramah ini juga mengingatkan kita tentang kekuatan sabar dan ketenangan dalam menghadapi berbagai situasi. "Diam adalah bentuk kesabaran dan ketenangan yang sering kali lebih dihargai daripada reaksi emosional yang berlebihan," kata Ustadz Hanan.

Ustadz Hanan menekankan bahwa diam bukan berarti menyerah atau mengabaikan masalah, tetapi lebih pada sikap bijaksana dalam memilih cara berkomunikasi.

"Kadang, diam adalah pilihan terbaik dalam situasi yang memerlukan ketenangan dan pertimbangan yang matang," tambahnya.

Kekuatan diam ini juga dapat diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan pribadi dan profesional. Dengan memilih untuk diam dalam situasi tertentu, seseorang dapat menunjukkan kebijaksanaan dan kedewasaan.

Penulis: Nugroho Purbo/Madrasah Diniyah Miftahul Huda 1 Cingebul

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya