Mendes PDTT Lakukan Kunjungan Kerja ke Bengkulu

Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, melaksanakan berbagai kegiatan dalam kunjungan kerjanya ke Bengkulu.

oleh Cahyu diperbarui 29 Mar 2019, 17:13 WIB
Diterbitkan 29 Mar 2019, 17:13 WIB
Kemendes PDTT
Mendes PDTT, Eko Putro Sandjojo, melaksanakan berbagai kegiatan dalam kunjungan kerjanya ke Bengkulu. (foto: dok. Kemendes PDTT)

Liputan6.com, Jakarta Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Eko Putro Sandjojo, menghadiri istighasah dan tablig akbar bersama ribuan masyarakat di Kabupaten Lebong, Bengkulu, Kamis (14/3/2019). Istighazah dan tablig akbar tersebut diisi oleh KH Ahmad Muwafiq atau yang akrab disapa Gus Muwafiq.

Kegiatan tersebut menjadi rangkaian dari kunjungan kerja Eko ke Kabupaten Kepahiang. Ia menghadiri sosialisasi penggunaan dan pengawasan dana desa di Desa Sido Makmur, Kecamatan Kaba Wetan. Selanjutnya, Eko meninjau hasil dana desa sekaligus meresmikan Gedung Serba Guna di Desa Tebat Monok Kecamatan Kepahiang.

Pada Rabu (13/3/2019) usai melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Kepahiang, dirinya juga bersilaturahim ke rumah dinas Bupati Lebong. Selain itu, Eko juga meninjau realisasi dana desa di Desa Taba Padang, Kecamatan Seberang Musi.

Di Desa Taba Padang, ia berdialog dengan perangkat desa dan masyarakat, sekaligus meresmikan sport center yang dibangun dari dana desa. Tak ketinggalan, Eko juga melakukan servis pertama untuk membuka pertandingan bola voli yang digelar oleh Desa Taba Padang.

Ia mengatakan, Provinsi Bengkulu memiliki potensi ekonomi yang besar meskipun masih berada pada rangking sembilan ekonomi terendah dari 10 Provinsi di Pulau Sumatera. Menurut Eko, Provinsi Bengkulu bisa mengembangkan sektor pariwisata, pertanian, perikanan, dan kelautan.

"(Provinsi) Bengkulu ini masyarakatnya rajin, pekerja keras, tanahnya subur, indah. Potensinya banyak, perkebunan, pariwisata, kelautan, perikanan, kenapa secara ekonomi menjadi provinsi terendah di Pulau Sumatera. Dari 10 provinsi di Sumatera, Bengkulu dapat ranking 9, ternyata karena sangat minim infrastruktur," ujarnya.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya