Bahaya Tertawa Berlebihan, Bisa Berakibat Buruk Kata Buya Yahya

Keseimbangan antara kegembiraan duniawi dan pengingat akan akhirat sangatlah penting untuk hati yang lembut dan penuh kesadaran, salah satunya dengan menjaga tawa agar tidak berlebihan.

oleh Putry Damayanty Diperbarui 20 Feb 2025, 08:30 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2025, 08:30 WIB
buya yahya
Buya Yahya (TikTok)... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta - Setiap orang pasti pernah tertawa, bahkan hingga terbahak-bahak, terutama saat berada dalam suasana yang menyenangkan atau melihat hal yang lucu.

Namun, meskipun tertawa memiliki banyak manfaat, terkadang kebiasaan ini bisa membawa dampak yang tidak diinginkan jika dilakukan secara berlebihan.

Buya Yahya, turut memberikan peringatan dan nasihat pada kita akan bahaya tertawa berlebihan. Dalam pandangannya, meskipun tertawa adalah hal yang wajar dan diperbolehkan, namun ada batasan tertentu yang harus dijaga.

Keseimbangan hidup perlu dijunjung tinggi, begitu juga dengan kebahagiaan yang berasal dari tawa. Meskipun dianjurkan untuk tetap tersenyum dan bergembira, Islam mengingatkan kita untuk selalu menjaga agar tertawa tidak berlebihan dan dalam batas yang sesuai.

 

Saksikan Video Pilihan ini:

Hati yang Keras Akibat Tertawa Berlebihan

Ilustrasi muslim, lucu, tertawa, main HP
Ilustrasi muslim, lucu, tertawa, main HP. (Image by pch.vector on Freepik)... Selengkapnya

Tertawa adalah sebuah bentuk ekspresi yang seringkali menggambarkan kegembiraan. Namun, ada kalanya tertawa yang berlebihan, apalagi hingga terbahak-bahak, bisa berakibat buruk.

Sebagaimana dijelaskan oleh Buya Yahya bahwa tertawa yang berlebihan dapat menyebabkan hati menjadi keras dan melupakan tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu mengingat akhirat dan Allah. Rasulullah SAW sendiri juga mengajarkan kita untuk tidak tertawa yang berlebihan.

"Tertawa ngakak, mengeraskan hati, karena lupa dengan akhirat. Mengeraskan hati hikmahnya tertawa ngakak, tertawa yang terbuka mulutnya, ngakak. Tapi Nabi tersenyum," ucapnya dikutip dari YouTube Buya Yahya.

Ketika Nabi Muhammad SAW menyebutkan bahwa tertawa yang berlebihan bisa mengeraskan hati, beliau memberikan peringatan bagi umatnya. Hati yang keras adalah hati yang terlena, hati yang lupa akan tujuan hidup yang lebih besar, yaitu mengingat Allah dan beribadah kepada-Nya .

"Sudahlah kalau sudah Nabi menyebutkan mengeraskan hati itu, keras hati, sehingga apa? Hatinya lengah, terlena hatinya, lupa dengan akhirat, lupa dengan Allah maka buahnya adalah keras hati," tuturnya.

Hindari Tertawa Terlalu Keras dan Utamakan Senyuman

Ilustrasi lucu, tertawa
Ilustrasi lucu, tertawa. (Photo created by nakaridore on www.freepik.com)... Selengkapnya

Rasulullah SAW, yang dikenal sebagai seorang yang 'bassam' (sering tersenyum), menjadi teladan bagi kita untuk menjaga ketenangan dalam tertawa, bukan dengan suara keras atau tertawa berlebihan.

"Kalau sudah keras hati, susah dinasihati dan susah untuk diingatkan. Kalau tertawa, ditahan, jangan biasa ngakak. Terutama nabi 'bassam' tapi dengan senyum kalaupun harus terdengar suara yang wajar saja," katanya.

"Tapi kalau ngakak-ngakak sampai jungkir balik itu berarti lagi nonton lawak, nah enggak benar, jungkir balik perutnya sampai.. wah ini, enggak seperti itu," sambungnya.

Tertawa yang alami, senyum, dan candaan adalah bagian dari kehidupan yang penuh kedamaian. Namun, yang tidak diperkenankan adalah tawa berlebihan atau ngakak yang bisa mengeraskan hati. 

"Hati yang lembut tidak akan seperti itu tapi ingat bukan agama Islam agama seram, tidak! Indah, mesra, tertawa, ria, canda ria, biasa tapi yang tidak diperkenankan adalah tertawa besar, tertawa ngakak," jelasnya.

Islam bukan agama yang keras atau menakutkan, melainkan agama yang penuh dengan keindahan dan kebahagiaan termasuk dalam cara kita menikmati hidup dengan bijaksana.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

EnamPlus

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya