Liputan6.com, Jakarta - Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Febri Diansyah menegaskan, tidak ada anggota lembaga antirasuah itu yang berafiliasi dengan partai manapun. Pernyataan ini untuk menepis tudingan soal penyidik senior KPK Novel Baswedan sebagai partisan Partai Gerindra.
"KPK mulai dari unsur pimpinan sampai pada unsur pegawai memastikan tidak akan terkait pada kelompok politik praktis manapun," tutur Febri di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Senin (1/4/2019).
Baca Juga
Febri meminta pihak manapun tidak menyeret KPK masuk ke dalam politik praktis. Seharusnya, lanjut dia, mereka sadar upaya tersebut dapat menjadi pelemahan bagi KPK.
Advertisement
"Jangan tarik KPK ke isu politik praktis karena itu hanya akan merugikan upaya pemberantasan korupsi kita," kata Febri.
Dia menyebut, Novel Baswedan sendiri sudah menepis isu tersebut. "Novel juga sudah clear mengatakan bahwa informasi-informasi tersebut tidak benar," lanjut Febri.
Daripada menguatkan isu tersebut, kata dia, seharusnya berbagai pihak turut andil menyuarakan pengusutan pidana penyerangan yang dialami Novel Baswedan. Ini dinilai lebih baik dibandingkan menyeret namanya ke pusaran politik praktis dan malah merugikan pengungkapan teror yang dialami para penyidik KPK.
"Yang harus kita ingat sebenarnya sekarang adalah, hampir dua tahun penyerang Novel belum ditemukan. Ini yang lebih penting diupayakan agar teror-teror terhadap penegak hukum tersebut tidak kemudian ditutupi oleh isu-isu yang tidak substansial," Febri menandaskan.
Â
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Tudingan
Ketua Presidium Indonesia Police Watch, Neta Pane mengatakan, KPK perlu mengklarifikasi adanya isu jika penyidiknya, Novel Baswedan bukan partisan partai. Hal itu penting, agar komisi anti rasuah ini tidak dicap sebagai tunggangan politik.
"Karena ini menyangkut independensi KPK," kata Neta lewat siaran pers diterima, Senin (1/4/2019).
Selain masukan pada KPK, IPW juga menyarankan agar Polri bisa mendata penyidiknya yang bertugas di KPK. Hal ini dikarenakan, IPW mengendus indikasi kelompok partisan para penyidik Polri yang marasuk tubuh KPK.
"Bila benar (ada), maka Polri perlu menarik anggotanya itu, sebab pemihakan pada partai tertentu melanggar netralitas di Pilpres 2019," jelas Neta.
Sebelumnya, isu Novel Baswedan sebagai "orang" Gerindra muncul setelah Jubir Badan Pemenangan Nasional Prabowo Sandi, Andre Rosiade mengatakan, jika Prabowo menang di Pilpres 2019, Novel atau Bambang Widjojanto akan menjadi Jaksa Agung. Senada, Waketum Gerindra Fadli Zon juga pun menyebut penyidik senior KPK itu sudah lama dekat dengan Prabowo.
"Pernyataan para tokoh itu harus disikapi pimpinan KPK agar independensi lembaga itu tetap terjaga. Sehingga KPK tidak diperalat kekuatan partai politik," tegas Neta.
Advertisement