Jejak Nyali Perdamaian Jokowi di Afghanistan

Sebagai wujud perhatian Indonesia ke Afghanistan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 29 Januari 2018, melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan.

oleh Fitri Syarifah diperbarui 02 Apr 2019, 13:37 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2019, 13:37 WIB
Presiden Joko Widodo
Presiden Joko Widodo saat melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan.

Liputan6.com, Jakarta Indonesia berkomitmen untuk berperan dalam perdamaian dan stabilitas di dunia, termasuk Afghanistan. Fokus Indonesia di Afghanistan, untuk dorong proses perdamaian melalui rekonsiliasi non-kekerasan dan pembangunan yang inklusif.

Simak videonya di sini

Sebagai wujud perhatian Indonesia ke Afghanistan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 29 Januari 2018, melakukan kunjungan kenegaraan ke Afghanistan. Kendati hanya sehari, Jokowi menulis dalam akunnya di Facebook @jokowi, kunjungan tersebut bersejarah. Pernyataan Jokowi bukan tanpa dasar. Terakhir kalinya, Presiden Republik Indonesia yang ke Afghanistan untuk melakukan kunjungan kenegaraan, adalah Presiden Soekarno pada 1961.

Tak ayal sejumlah pihak menilai, kunjungan Jokowi ke Afghanistan, merupakan keputusan nekad dan super berani. Alasannya, kedatangan Jokowi ke Afghanistan khususnya Kota Kabul, hanya tiga (3) hari setelah peristiwa bom meledak dan menewaskan lebih dari 100 orang. Bahkan, sejumlah media mencatat, beberapa jam sebelum Jokowi tiba di Bandara Internasional Hamid Karzai, Kabul, Afghanistan, pada Senin (29/1/2018) siang pukul 11.40 Waktu Setempat (WS) atau 14.10 WIB, ledakan juga terdengar dari Kompleks Akademi Militer di Kota Kabul.

Jokowi, seperti dikutip Menteri Luar Negeri Retno Marsudi pada saat melakukan kunjungan ke Afghanistan, mengatakan perdamaian bukan hal yang jatuh dari langit. Karenanya, perdamaian harus diupayakan. "Marilah kita bergandeng tangan menciptakan perdamaian, marilah kita bergandeng tangan memelihara perdamaian," ujar Jokowi.

Terkait Afghanistan, pada 11 Mei 2018, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi trilateral para ulama dari Indonesia, Afghanistan, dan Pakistan. Konferensi yang digelar di Istana Bogor, Jawa Barat, mempertemukan 19 ulama dari Afghanistan, 17 ulama dari Pakistan, dan 17 ulama dari Indonesia. Pertemuan tersebut, menurut Jokowi juga sebagai bagian wujud komitmen dan upaya Indonesia mengedepankan peran para ulama.

Indonesia juga mendukung pembangunan ekonomi Afghanistan. Makanya pada 7-9 Mei 2018, digelar Pelatihan Prosedur Ekspor Impor di Kedutaan Besar Indonesia di Kabul, Afghanistan. Pelatihan diberikan kepada sekitar 30 peserta asal Afghanistan tentang kegiatan ekspor. Di sisi lainnya, Indonesia juga telah melakukan pelbagai bantuan di bidang pembangunan ekonomi, antara lain melalui pembangunan kapasitas untuk usaha mikro kecil menengah (UMKM) dan perempuan serta memberikan akses pasar lebih besar untuk produk Afghanistan.

Pemerintahan Kabinet Kerja yang dipimpin Jokowi, juga menekankan pemberdayaan terhadap generasi muda Afghanistan. Soal ini, Indonesia menyampaikan komitmennya tuk siap untuk menerima 1.000 anak muda Afghanistan belajar di Indonesia.

Kepedulian Indonesia kepada Afghanistan, sempat disampaikan Jokowi dalam Debat ke-4 Capres 2019 yang digelar pada 30 Maret 2019. Jokowi menyampaikan, dengan kekuatan diplomasi, Indonesia memiliki andil dalam upaya meredam ketegangan antar faksi di Afghanistan. Kekuatan diplomasi Indonesia, juga disebut Jokowi sebagai modal besar dalam menawarkan produk perdagangan yang menjadi andalan Indonesi.

Jokowi peduli pada konflik di dunia yang berlangsung di sejumlah negara seperti Afghanistan, jadi mari terus dukung Jokowi. Dukung Jokowi agar perdamaian jadi nomor SATU di dunia.(adv)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya