Liputan6.com, Jakarta - Sejumlah permasalahan muncul jelang Pemilu 2019 di berbagai daerah.
Soal distribusi logistik pemilu misalnya. Medan yang cukup berat dan banyak daerah terpencil yang sulit dijangkau menjadi kendala yang harus dihadapi petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan KPUD setempat untuk membawa logistik pemilu.
Belum lagi masalah banjir yang hingga kini masih merendam sejumlah kecamatan di Kabupaten Bandung. Kondisi ini dikhawatirkan akan mempengaruhi tingkat partisipasi warga.
Advertisement
Kemudian ditemukan pula surat suara yang tercecer di Kabupaten Kampar, Riau. Tak tanggung-tanggung surat suara tambahan resmi itu ditemukan sekitar satu koli untuk Provinsi Sumatera Barat (Sumbar).
Berikut ini deretan masalah yang mewarnai pendistribusian logistik pemilu dan langkah yang dilakukan agar pencoblosan dapat berjalan lancar.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Banjir Bandung
Satu hari menjelang Pemilu 2019, diperkirakan 1.500 rumah di wilayah Kabupaten Bandung, Jawa Barat masih terendam banjir akibat luapan Sungai Citarum.
Ribuan rumah yang masih terendam itu ada di Kecamatan Dayeuhkolot dan Balendah. Melihat kondisi ini warga dipastikan harus menggunakan perahu bila ingin memberikan hak suara. Mengingat di beberapa titik menuju TPS, banjir terpantau cukup tinggi.
"Amat sangat terganggu. Kalau banjir gini sih kayaknya banyak yang golput ya," ujar salah satu warga bernama Ade Koswara.
KPUD Jawa Barat mencatat, ada sekitar 137 TPS yang berada di kawasan banjir. Agar warga bisa menyalurkan hak pilihnya, pihaknya memindahkan ke tempat yang tidak terkena banjir.
Saat ini, KPUD Jawa Barat telah mendistribusikan kebutuhan logistik baik surat suara maupun bilik suara ke tingkat kecamatan di seluruh Jawa Barat untuk lebih dari 32,2 juta orang yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT).
Advertisement
Medan Berat di Lampung
Sementara di Lampung, petugas KPUD setempat menemui kendala saat mendistribusikan logistik pemilu.
Jalanan yang masih berupa tanah merah dan becek menyulitkan tim pembawa logistik mengantar sejumlah perlengkapan ke Desa Way Haru, Tiyas, Bandar Dalam dan Siring Gading. Belum lagi mereka harus melintasi bibir pantai yang berombak besar.
Karena tak memungkinkan dilalui dengan kendaraan roda empat, petugas menggunakan 14 gerobak sapi dan empat motor. Dibutuhkan waktu selama 7 jam bagi tim pengantar logistik untuk bisa sampai tujuan.
Beratnya medan di wilayah Way Haru, Pesisir Barat, Lampung, sempat membuat sapi penarik gerobak berisikan logistik pemilu kelelahan dan enggan berjalan.
Kondisi yang sama juga terjadi di Tegal, tepatnya di Desa Wotgalih. Medan yang cukup jauh dan terjal membuat pendistribusian logistik pemilu melibatkan komunitas offroad.
Dalam perjalanan, kendaraan offroad harus berhenti karena kondisi jalan licin dan berlumpur. Terdapat dua TPS di desa tersebut, dengan jumlah pemilih sebanyak 373 orang.
Belasan Juta DPT Bermasalah
Komisi Pemilihan Umum (KPU) menjelaskan adanya belasan juta calon pemilih di Pemilu 2019 yang diduga bermasalah karena kesamaan tanggal dan bulan lahir.
Hal ini diungkap Komisioner KPU Viryan Aziz, Senin siang, 15 April di Jakarta. Jumlah data pemilih tersebut mencapai sekitar 17,5 juta. Calon pemilih dimaksud sebagian warganya ada, tapi bermasalah dengan data identitas pemilih. Sebagian lagi warganya tidak ada karena beberapa sebab.
"Totalnya ada 1.604 pemilih yang menjadi sampel yang tersebar di seluruh kabupaten kota. Sebanyak 1.405 atau 87,59 persen orangnya ada dan datanya benar. Kemudian 105 atau 6,55 persen orangnya ada dan data diperbaiki. Misalnya terjadi kekeliruan penulisan data pemilih," ujar Komisioner KPU Viryan Aziz.
"Selanjutnya 74 pemilih atau 4,61 persen ada, namun data kependudukannya belum dicetak atak hilang. Ini masuk dalam kategori yang memiliki atau yang menggunakan suket atau surat keterangan," tambahnya.
Atas masalah ini, KPU telah berkoordinasi dengan Dirjen Kependudukan dan Catatan Sipil Kemendagri.
Langkah lainnya telah melakukan verifikasi secara acak ke KPU kabupaten dan kota yang dihadiri kedua pihak capres dan cawapres.
Advertisement
Kertas Suara Tercecer di Kampar
Sekitar satu koli surat suara dilaporkan tercecer di Kabupaten Kampar, Riau. Warga menemukan surat suara tersebut di bawah jembatan Salo, Kabupaten Kampar.
Hal ini dibenarkan oleh Ketua Bawaslu Riau Rusidi Rusdan. Dia menyebutkan, pihaknya mendapat informasi awal dari warga sekitar dan aparat keamanan.
"Wilayahnya di Kampar, jadi petugas Bawaslu Kampar yang datang ke lokasi. Setelah dicek, ternyata benar ada satu koli surat suara tambahan untuk Provinsi Sumbar," ucap Rusidi, Senin (15/4/2019).
"Surat suara ini diangkat dari bawah jembatan oleh masyarakat setempat yang saat itu sedang gotong royong pada Minggu kemarin," jelasnya.
Setelah di cek oleh petugas Bawaslu, kertas surat suara itu untuk pencoblosan anggota DPD RI, DPR Dapil Sumatera Barat 1. Belum diketahui apakah surat suara itu sudah dicoblos atau belum.
Banjir Rusak Gudang Logistik di Ciseeng
Hujan yang mengguyur wilayah Bogor membuat sejumlah titik kebanjiran. Salah satunya yang terdampak adalah Gudang penyimpanan logistik panitia pemilihan Kecamatan (PPK) Ciseeng, Kabupaten Bogor.
Namun, belakangan seluruh kotak suara dan surat suara berhasil diselamatkan dan sudah aman di gedung baru.
Sebanyak 682 kotak suara yang rusakjuga telah diganti oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) dengan spesifikasi yang sama.
"Sudah datang, kita minta penggantinya. Jumlahnya 682 sesuai dengan yang rusak," jelas petugas PPK Ciseeng Agung Hari Wibowo.
Advertisement