Sekjen PDIP: Seni dan Budaya Tak Bisa Dipisahkan dengan Politik

Tidak hanya gamelan, angklung, kulintang, namun juga berbagai koleksi lukisan ternama juga ditampilkan di Kantor DPP PDIP

oleh Putu Merta Surya Putra diperbarui 22 Apr 2019, 20:46 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2019, 20:46 WIB
Sekretaris TKN Hasto Kristiyanto Beberkan Refleksi Akhir Tahun 2018
Sekretaris TKN, Hasto Kristiyanto memberikan keterangan di Posko Cemara, Jakarta, Minggu (30/12). Dalam keteranganya Hasto menjelaskan isu-isu dan refleksi akhir tahun 2018 persiapan kampanye terbuka pemilu 2019. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mengajak awak media untuk melihat ruang kerja Badan Saksi Pemilu Nasional (BSPN) Pusat, yang merupakan pusat komando yang menggerakkan 300 ribuan petugas yang mengumpulkan serta menginput data C1 dari TPS seluruh Indonesia ke 154.320 komputer.

Namun, mengawali keterangannya, Hasto sempat menjelaskan sejumlah lukisan dan alat musik tradisional yang menghiasi gedung DPP PDIP. Hasto mengatakan, tak hanya sebagai pusat kegiatan partai, Kantor DPP PDIP yang berada di Jalan Pangeran Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat itu, juga menjadi tempat mengekspresikan seluruh kebudayaan nusantara.

Tidak hanya gamelan, angklung, kulintang, namun juga berbagai koleksi lukisan ternama juga ditampilkan. Menurutnya ada makna dibalik keberadaan berbagai benda seni itu. 

"Kesemuanya dalam semangat mewujudkan Indonesia yang berkepribadian dalam kebudayaan. Di sini sengaja kami duduk di belakang lukisan Saudara Nasirun yang menggambarkan bahwa politik itu penuh warna dan kebudayaan. Seluruh ekspresi ada di sini," kata Hasto Senin (22/4/2019).

Hasto menjelaskan, di sisi lain gedung, ada dua lukisan yang menggambarkan seekor naga berwarna merah dan hijau. Ini merupakan simbol dimana pada era orde baru, pemerintah saat itu membuat sebuah operasi bernama naga merah dan naga hijau.

"Jadi seluruh lukisan di kedua gedung DPP PDIP penuh dengan pesan-pesan perjuangan, kemanusiaan, dan pesan politik yang membangun peradaban," tambah Hasto.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

Apresiasi Pekerja Seni

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Putu Merta)
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. (Liputan6.com/Putu Merta)

Untuk diketahui, Nasirun, perupa kelahiran Cilacap, 1 Oktober 1965 pernah pameran tunggal di Yogyakarta, Solo dan Jakarta, dan telah berpartisipasi dalam berbagai pameran kelompok di Indonesia, Singapura dan Belanda.

"Kami juga memiliki lukisan Bung Karno karya Trubus, lukisan Garuda Pancasila yang begitu megah karya Srihady; Cut Nyak Dien; lukisan Lee Man Fong; juga aneka tenun nusantara. Ada juga karya Hendra, Widayat dan lain-lain," jelas Hasto.

Hasto menambahkan PDIP memberi apresiasi terhadap perupa dan pegiat budaya. Oleh sebab itulah, banyak lukisan menghiasi dinding-dinding gedung DPP PDIP. "Politik dan seni tak terpisahkan. PDIP memberi ruang dan apresiasi terhadap para seniman," ujar Hasto.

Ditambahkan Hasto dengan menampillan berbagai lukisan, patung, kain tenun nusantara, dan alat musik tradisional di kantor DPP PDIP, maka PDI Perjuangan mengukuhkan Kantor Partai juga sebagai rumah budaya nusantara.

"Sebab berpolitik itu menyentuh rasa, penuh ekspresi kebudayaan, dan mengobarkan rasa cinta kepada tanah air," pungkas dia.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya