Secangkir Teh Manis Hangat untuk AHY

Pertemuan AHY dan Jokowi di Istana Merdeka pada Kamis 2 Mei 2019 digelar tertutup.

oleh Lizsa Egeham diperbarui 03 Mei 2019, 00:02 WIB
Diterbitkan 03 Mei 2019, 00:02 WIB
Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Michael Wicaksono_Kogasma PD)
Presiden Jokowi bertemu dengan Ketua Kogasma Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY). (Foto: Michael Wicaksono_Kogasma PD)

Liputan6.com, Jakarta - Komandan Satuan Tugas Bersama (Kogasma) Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendadak menyambangi Istana Merdeka, Jakarta, pada Rabu (2/5/2019).

Berkemeja batik hitam, AHY datang menggunakan mobil Toyota Land Cruiser bernomor polisi B 2024 AHY. AHY mengaku kedatangannya lantaran diundang oleh Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Iya, diundang," ucap AHY.

AHY menceritakan, awal pertemuannya dengan Jokowi. Dia mengaku dihubungi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno tiga hari lalu untuk menanyakan apakah dirinya tengah berada di Jakarta dan bersedia bertemu dengan Jokowi pada Kamis, (2/5/2019).

"Saya sampaikan ke Pak Pratikno, saya ada di Jakarta dan alhamdulillah sore hari ini saya bisa ketemu langsung dengan bapak Presiden Jokowi atas undangan beliau dan tentunya sudah cukup lama tidak silaturahim," ujar dia.

Jokowi mengajak putra sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu berbicara di ruang kerjanya yang berada di Istana Merdeka. Jokowi menyajikan secangkir teh hangat untuk AHY.

Jokowi dan AHY tampak berbicara empat mata tanpa didampingi oleh menteri Kabinet Kerja dan politisi. Pertemuan keduanya tampak akrab dan cair. Namun, pertemuan mereka berlangsung tertutup.

Usai pertemuan, AHY mengungkapkan, isi pembicaraannya dengan mantan Wali Kota Solo itu. Ia mengaku membahas kondisi politik pasca-Pemilu 2019.

Baik Jokowi maupun AHY berharap agar semua pihak bersikap tenang dan sabar menunggu hasil penghitungan resmi Pilpres dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Sikap terbaik bagi kita adalah menunggu sampai dengan penghitungan terakhir yang nanti akan diumumkan secara resmi oleh KPU, penyelenggara Pemilu yang kita harapkan benar-benar bisa menjalankan tugasnya hari ini yang berat," ujar AHY.

AHY menyadari, dalam pesta demokrasi perbedaan pendapat dan persepsi adalah hal yang biasa. Namun, sikap terbaik saat ini adalah mempercayakan penyelenggara pemilu bekerja dengan baik.

"Kita hormati itu semua, kita apresiasi dengan cara sabar menunggu. Waktunya masih ada, penghitungan terus berlangsung dari hari ke hari, bisa kita monitor secara langsung berapa suara yang direkapitulasi, perolehan dari pilpres maupun pileg juga bisa kita monitor bersama," tutur AHY.

Lebih lanjut, AHY meminta semua pihak bersikap ksatria terhadap apapun hasil yang diumumkan KPU nanti.

"Mudah-mudahan paling akhir nanti, 22 Mei, kita bisa menerima apapun hasil yang akan dijelaskan oleh KPU," ucapnya menandaskan.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

SBY Titip Salam

Kunjungan Kenegaraan Terakhir dan Terpanjang SBY ke 3 Negara
Presiden SBY dan Ibu Negara Ani Yudhoyono. (setkab.go.id)

Dalam pertemuan itu, AHY mengaku menyampaikan salam hormat dari sang ayah, SBY untuk Jokowi.

SBY diketahui hingga kini masih menemani istri, Ani Yudhoyono yang tengah menjalani perawatan di Singapura.

"Iya, saya menyampaikam salam hormat dari Pak SBY dan Ibu Ani. Tadi pagi saya sempat berkomunikasi, yang intinya adalah saya sampaikan salam hormat pada Pak Presiden," kata AHY usai bertemu Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta, Kamis (2/5/2019).

Pertemuan antara Jokowi dan AHY berlangsung tertutup. Putra sulung SBY itu mengaku merasa terhormat telah diundang serta dapat bertatap muka dengan Jokowi.

"Saya juga senang merasa terhormat sebagai warga negara mendapatkan kesempatan diundang bapak Presiden dan secara langsung di tengah kesibukan beliau," ucapnya.

Rangkul Demokrat

Presiden Jokowi Hadiri Rapimnas Partai Demokrat 2018
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersalaman dengan Ketua Umum Partai Demokrat (PD) Susilo Bambang yudhoyono (SBY) usai memukul gong pada Rapimnas Partai Demokrat di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (10/3). (Liputan6.com/Angga yuniar)

Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko menyebut, pertemuan dengan AHY tersebut merupakan upaya Jokowi merangkul Partai Demokrat masuk koalisi.

"Ya sepertinya yang terlihat seperti itu (merangkul Demokrat masuk koalisi)," ujar Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Kamis (2/5/3019).

Moeldoko mengatakan, Jokowi berbicara empat mata dengan putra sulung Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY itu. Dia tidak menutup kemungkinan, pertemuan itu juga akan membahas koalisi pasca-Pilpres 2019.

"Ya bisa juga pastinya begitu, karena prinsipnya pemerintahan yang efektif itu sebanyak mungkin teman. Sebanyak mungkin koalisi yang semakin kuat," ujar dia.

Dalam Pilpres 2019, Partai Demokrat diketahui berkoalisi dengan PAN, PKS, dan Gerindra mengusung pasangan Prabowo-Sandiaga. Meski begitu, Moeldoko menegaskan bahwa politik bersifat dinamis.

"Politik sangat dinamis. Dalam 5 menit terakhir bisa berubah sangat cepat, bisa saja yang berada di sana (nanti) berada di sini. Sangat dinamis," ucapnya memungkasi.

Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Abdul Kadir Karding menyambut baik pertemuan AHY dan Jokowi. Dia menilai, pertemuan itu dilandasi kesamaan visi antara pihaknya dengan Partai Demokrat.

"Dalam politik selalu ada dinamika dan perbedaan, namun pada intinya semangat TKN dan Partai Demokrat selalu sama, yakni menjunjung dan menghormati proses demokrasi. Kami memberi apresiasi atas sikap dewasa Partai Demokrat dalam berpolitik," kata Karding pada wartawan, Kamis (2/5/2019).

Menurut Karding, sejak awal, Ketua Umum Partai Demokrat SBY telah menunjukkan komitmen dan semangat yang sama dengan TKN. Ia mengatakan, Demokrat selalu mengedepankan semangat inklusif dan tidak berpikir sempit. 

"Baju kami berbeda dengan Demokrat sepanjang pilpres. Tapi hati kami sama yang ingin Indonesia dibangun dengan semangat yang tidak sempit dan tak eksklusif.

Karding yakin, dengan kesamaan semangat yang dimiliki, TKN dan Partai Demokrat bisa saling bersinergi. 

"Kami optimistis bahwa kesatuan TKN dan Demokrat ini bisa berkembang ke arah yang lebih jauh," ungkap dia.

Respons Timses Prabowo

Partai Gerindra Daftarkan 575 Bakal Calon Legislatif 2019
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad (kanan) memberi keterangan pers usai penyerahan berkas pengajuan bakal caleg Gerindra di kantor KPU, Jakarta, Selasa (17/7). (Liputan6.com/Johan Tallo)

Direktur Advokasi dan Hukum Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Sufmi Dasco Ahmad menghormati langkah Ketua Kogasma Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.

"Sebagai partai politik, kita marilah sama-sama juga menghormati hak politik dari masing-masing partai," ujar Dasco ditemui di Kantor Bawaslu RI, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (2/5/2019).

Dasco yakin, koalisi Indonesia Adil Makmur masih solid. Termasuk keberadaan Partai Demokrat dan Partai Amanat Nasional (PAN) di timses Prabowo-Sandiaga.

"Kami masih yakin dan percaya bahwa Partai Demokrat serta partai-partai koalisi yang lain masih tetap solid bersama Koalisi Adil Makmur," tambah Dasco.

Dasco mengatakan, pihaknya tak bisa melarang pertemuan antara tokoh partai politik. Menurutnya, politik bersifat dinamis, sehingga pertemuan antar tokoh parpol sangat terbuka.

"Kalau menurut saya kan pertemuan-pertemuan itu kan kita enggak bisa larang. Karena ini kan politik juga dinamis dan itu hak politik dari masing-masing partai politik. Tapi kami masih yakin dan percaya bahwa partai-partai koalisi ini masih solid, walaupun bertemu-bertemu," tutupnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya