Kenikmatan Buah Krai Asli Banyuwangi Jadi Menu Takjil

Krai, buah jhas Banyuwangi saat bulan Ramadan.

oleh Cahyu diperbarui 13 Mei 2019, 14:44 WIB
Diterbitkan 13 Mei 2019, 14:44 WIB
Buah Krai
Krai, buah jhas Banyuwangi saat bulan Ramadan.Krai, buah jhas Banyuwangi saat bulan Ramadan. (foto: ©2019 Merdeka.com)

Liputan6.com, Jakarta Salah satu kekhasan Kabupaten Banyuwangi pada Ramadan adalah kehadiran buah krai. Buah ini mirip dengan timun suri tetapi dengan daging buah berwarna oranye cerah. Warna kulitnya cenderung kuning dengan sulur kehijauan.

Rasanya sendiri hampir sama dengan buah blewah, tetapi tekstur daging buahnya lebih lembut. Aroma buah yang masak juga jauh lebih harum dibanding blewah. Buah krai pun banyak dibeli warga untuk menjadi bahan utama minuman berbuka puasa.

Para pedagang pun panen rezeki, omzetnya bisa mencapai Rp 2 juta per hari. Salah satu pedagang yang berjualan buah krai adalah Suripah (60) bersama anaknya Ana (32). Suripah berjualan di pinggir jalan nasional Kabat-Banyuwangi bersama dengan beberapa pedagang lainnya. Tempat ini sejak lama memang telah menjadi pusat penjualan buah krai selama Ramadan di Banyuwangi.

"Pertama kali yang berjualan di kawasan sini adalah Bapak saya, mulai tahun 1980-an. Bapak satu-satunya pedagang di sini. Dulu masih memakai alas tikar untuk berjualan, tidak pakai lapak seperti sekarang. Sekarang saya dan ibu yang meneruskan usaha ini," ujar Ana, seperti dikutip dari merdeka.com (13/5/2019).

Lapak Ana dan ibunya buka sejak pukul 07.00 wib hingga jam 17.00 sore. Mereka menjual buah krai mulai dari harga Rp 3.000 untuk ukuran yang paling kecil dan Rp 20 ribu untuk ukuran terbesar. 

"Alhamdulillah karena adanya cuma bulan puasa, ya setiap jualan diserbu pembeli. Kami sendiri mulai jualan sudah sejak puasa kurang dua hari, biasanya nanti sampai beberapa hari setelah lebaran. Maklum, banyak pemudik yang juga kangen buah ini, banyak plat mobil luar kota yang mampir beli," ucap Ana.

Di Banyuwangi, Kecamatan Kabat termasuk salah satu sentra penanaman buah krai. Bapaknya sendiri, imbuhnya, menjadi pemanen buah krai menjual kembali hasil panennya kepada pedagang eceran.

"Selama bulan puasa, Bapak bisa menebas hingga lima hektare tanaman buah krai. Satu hektare bisa ribuan buah krai untuk dijual lagi ke pedagang lain," kata Ana.

 

Sementara itu salah satu pembeli, Sofiana asal Denpasar, mengatakan dirinya selalu membeli krai bila sedang bepergian ke Banyuwangi. Minuman es krai telah menjadi salah satu menu favorit takjil keluarganya saat puasa.

"Segar banget rasanya. Kalau ke Banyuwangi saat puasa, kami pasti mampir beli. Minuman ini hampir selalu ada di menu buka puasa keluarga kami. Kami juga suka nitip ke kerabat kalau ada yang ke Banyuwangi untuk membelikan buah ini," ujarnya.

Buah krai memang sangat segar disajikan menjadi minuman berbuka puasa. Cara membuat minuman ini juga sangat mudah. Buah dipotong lalu diserut atau dipotong dagingnya. Buat larutan air gula, lalu masukkan potongan buah krai. Kemudian, masukkan dalam kulkas selama beberapa jam atau langsung tambahkan es batu. Es buah krai pun siap dihidangkan.

 

 

(*)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya