Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Papua, Ini Penyebabnya

Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 melanda Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Kamis 20 Juni 2019 pukul 00.24.51 WIB.

oleh Muhammad Ali diperbarui 20 Jun 2019, 05:48 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2019, 05:48 WIB
Gempa Hari Ini di NTB dan NTT Tidak Berpotensi Tsunami
Hari ini, Jumat, 30 Desember 2016, gempa guncang Nusa Tenggara Timur, dan Nusa Tenggara Barat. (Ilustrasi Gempa: cdn.abclocal.go.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,2 melanda Kabupaten Sarmi, Provinsi Papua, Kamis 20 Juni 2019 pukul 00.24.51 WIB. Pusat gempa terletak pada koordinat 2,23 LS dan 138,53 BT tepatnya di darat pada jarak 45 km arah barat daya Kota Sarmi pada kedalaman dangkal 11 km.

"Berdasarkan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya kemungkinan besar gempa ini bersumber dari Sesar Naik Mamberamo. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini dipicu adanya penyesaran miring yang merupakan kombinasi antara pergerakan mendatar dan naik (oblique-thrust)," kata Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG Daryono kepada wartawan, Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Dia menambahkan, mekanisme sumber oblique-thrust semacam ini merupakan ciri khas dari sistem Sesar Mamberamo akibat adanya tekanan atau kompresi dari utara dan selatan namun juga ada kecenderungan pergerakan lateral mengiri (sinistral).

"Zona Sesar Mamberamo bagi kalangan para ahli kebumian juga populer disebut sebagai Sesar Anjak Mamberamo, Mamberamo Thrust, atau Maberamo Deformation Zone (DFZ)," jelas dia.

Guncangan gempa pagi dini hari ini dilaporkan dirasakan di Kota Sarmi dalam skala intensitas III-IV MMI, di Sentani II-III MMI, dan di Wamena II MMI. Saking kuatnya guncangan gempa yang terjadi secara tiba-tiba ini, beberapa warga Sarmi yang sudah tertidur ada yang sampai terbangun dan beusaha keluar rumah.

"Memperhatikan peta tingkat guncangan shake map BMKG menunjukkan bahwa di zona pusat gempa mengalami guncangan hingga VI MMi yang ditunjukkan dengan warna kuning. Ini artinya, jika di sekitar episenter terdapat permukiman penduduk maka akan berisiko mengalami kerusakan," ujar Daryono.

Dia mengungkapkan, hasil monitoring BMKG menunjukkan terjadi 1 aktivitas gempa susulan (aftershock) pada pukul 00.43 WIB dengan kekuatan M=4,9. Hingga saat ini, belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa Papua tersebut.

 

Saksikan video pilihan berikut ini:

Sejarah Panjang Gempa Mamberamo

Gempa Bumi
Ilustrasi Gempa Bumi (iStockphoto)

Daryono menjelaskan, Mamberamo memang merupakan kawasan sangat rawan gempa. Mamberamo punya sejarah panjang gempa kuat dan merusak pada masa lalu.

"Daftar gempa kuat yang pernah melanda Maberamo cukup banyak. Diantara gempa tersebut memiliki guncangan hingga mencapai skala intensitas VII hingga VIII MMI seperti Gempa Mamberamo 1916 (M 8.1), 1926 (M 7.9), 1950 (M 7.2), 1963 (M 6.3), 1971 (M 8.1), 1981 (M 5.9), 1986 (M 6.7), 1987 (M 6.6), 1987 (M 6.8), dan 2015 (M 7.2)," terang dia.

Secara tektonik, zona gempa di Papua cukup aktif dan kompleks. Penyebab utama (driving force) aktivitas gempa di wilayah Papua adalah tumbukan Lempeng Indo-Australia yang bergerak ke utara dengan Lempeng Pasifik yang bergerak ke barat-selatan. Selain itu juga terdapat desakan lempeng kecil Filipina yang menambah kompleksitas tektonik Indonesia timur.

"Dampak tumbukan itu menyebabkan pembentukan beberapa pegunungan lipatan di Papua, yang salah satunya Jalur Anjak Mamberamo yang sedang aktif saat ini," kata Daryono.

Dia menyebut, selain sesar aktif Mamberamo, di Papua masih banyak sesar aktif lain seperti Sesar Ransiki, Sesar Sorong, Sesar Yapen, Lengguru Thrust, Sesar Tarera-Aiduna, dan Jayawijaya Main Thrust.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya