Liputan6.com, Jakarta - Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta Arifin menyatakan pihaknya tidak bisa menindak pencari suaka yang berada di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Menurut dia, persoalan ini menyangkut hubungan antarnegara.
"Ini (pencari suaka) sifatnya bukan pelanggaran peraturan daerah biasa, karena dia warga negara asing," kata Arifin saat dihubungi, Selasa (9/7/2019).
Baca Juga
Oleh karena itu, Satpol PP yang bertugas di kawasan Jalan Kebon Sirih hanya mengawasi para pencari suaka agar tidak mengganggu lalu lintas di ruas jalan tersebut.
Advertisement
"Supaya tidak berkembang dan mengganggu mereka yang melintas di sana, kan, bisa saja orang lewat di sana dimintai ini dimintai itu dan sebagainya," jelas Arifin.
Sebelumnya, Satpol PP DKI juga telah berkomunikasi dengan sejumlah pihak, termasuk Kesbangpol DKI Jakarta, UNHCR, Kemenlu, dan Kemensos untuk mengatasi pencari suaka di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat.
"Kami sudah rapat koordinasi dengan Kesbangpol dengan SKPD teknis yang ada di tingkat provinsi, termasuk juga dengan UNHCR. Jadi, dengan Kemensos dengan Kemenlu, dengan Kementerian Pertahanan itu dirapatkan di Kesbangpol," ucap dia.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
Cerita Pencari Suaka
Bising dan polusi kendaraan tidak membuat Husain terganggu, apalagi khawatir terluka.
Trotoar di Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat, menjadi tempat dia bernaung sambil menunggu kepastian negara pemberi suaka memberi lampu hijau.
"Di sini lebih baik, saya bisa hidup lebih tenang meski begini. Memang tidak layak, tapi setidaknya tidak ada suara tembakan, ledakan bom, yang mengancam sewaktu-waktu, Jakarta is safe," kata Husain saat berbincang dengan Liputan6.com, Senin (8/7/2019).
Pemuda 24 tahun asal Afghanistan ini sudah setahun di Indonesia, tepatnya di Jakarta. Trotoar Kebon Sirih bukanlah rumah pertamanya. Sebelum itu dia tinggal di trotoar Kalideres, Jakarta Barat.
"Saya mengharap suaka, di sini kami tinggal di depan Kantor UNHCR, agar mereka tahu kami ada," kata dia
Saban hari, warga dan pejalan kaki yang melintas menjadi penopang hidup Husain. Sesekali pula organisasi kemanusiaan turun membantu Husain dan kawan-kawan pencari suaka mengulurkan bantuan untuk mereka.
"Ya mi instan, ya roti, nasi bungkus, apa saja-lah, yang penting enggak minta-minta," kata dia.
Dia menolak menjadi pengemis untuk bertahan hidup. Menurut dia, hal tersebut cukup berisiko bila sampai berurusan dengan aparat. Dampaknya, dia bisa dikembalikan ke negara asal.
Advertisement