Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan antara Presiden terpilih Joko Widodo atau Jokowi dengan Prabowo Subianto tepat sepekan lalu, Sabtu 13 Juli 2019, merupakan momentum yang harus terus dijaga. Sebab, rivalitas antara kedua tokoh puncak itu sungguh menguras energi segenap anak bangsa.
"Kini saatnya kita merajut kembali kebersamaan, menuju demokrasi yang solid dan sehat," ucap Pimpinan Kolektif DPN Seknas Jokowi Dono Prasetyo, dalam keterangan tertulis yang diterima Liputan6.com, Sabtu (20/7/2019).
Baca Juga
Dia menambahkan, kita membutuhkan demokrasi yang solid untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, sebagai prasyarat menuju kemajuan, kesejahteraan, dan kemakmuran bangsa.
Advertisement
"Bila kita terus ribut dengan alasan primordial, kita akan semakin tertinggal dengan bangsa lain, jangankan dunia, untuk skala Asia Tenggara saja, kita akan tertinggal," tegas Dono.
Dia mengatakan, dengan Jokowi yang sudah dipilih secara demokratis dan Prabowo sudah sepakat untuk mendukungnya, merupakan modal sosial untuk melangkah ke depan.
"Mari kita bekerja kembali, sesuai semboyan Pak Jokowi selama ini, kerja dan kerja. Kita tinggalkan segala perbedaan primordial yang dijadikan alasan konflik selama ini, keberagaman Indonesia adalah keniscayaan, tidak perlu lagi dipersoalkan," ujar Dono.
Dia menambahkan, demokrasi yang solid dan sehat merupakan legacy bagi anak-cucu kita, jangan kita wariskan demokrasi yang diwarnai rasa dengki dan hoaks.
"Untuk mengobati berbagai penyakit dalam demokrasi, diperlukan transformasi kesadaran bahwa demokrasi tak sebatas pilpres. Pilpres hanyalah salah satu fase menuju perbaikan kebijakan publik, tata kelola pemerintahan, dan yang paling utama adalah tata kelola kesejahteraan demi kemajuan hidup bersama," pungkas Dono.