Menteri Susi: 70 Persen Sampah Plastik Berakhir di Lautan

Menurut catatan Menteri Susi, ada 500 sampah plastik yang membentuk monster ikan besar ini.

oleh Muhammad Radityo Priyasmoro diperbarui 21 Jul 2019, 12:47 WIB
Diterbitkan 21 Jul 2019, 12:47 WIB
Menteri Susi dan Kaka Slank
Menteri Susi Pudjiastuti menyanyi bersama Kaka Slank dan Robby Navicula dalam pawai Bebas Sampah Plastik di Taman Aspirasi Monas, Jakarta, Minggu (21/7/2019). Pawai mengajak masyarakat untuk menolak penggunaan plastik sekali pakai karena sudah mengancam lingkungan. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta - Sosok ikan besar bak monster divisualisasikan sebagai wujud penolakan masyarakat kepada sampah plastik sekali pakai. Sosok ini dipawaikan langsung oleh Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti.

Mulut sosok monster ini terlihat menganga dan menunjukkan taring serta mata tajamnya. Menurut Menteri Susi, seramnya monster ini sama dengan ancaman sampah plastik yang menghantui bumi khususnya di sektor laut Indonesia di masa depan.

"Kalau tidak mengurangi dampak sampah plastik sekali pakai, akan mengancam khususnya di laut kita pada 2040. Sampah plastik bisa lebih banyak daripada ikan nanti, kita makannya protein plastik!," kata Susi dalam kampanye yang diihelat di Taman Pandang Monas, Jakarta Pusat, Minggu (21/7/2019).

Menurut catatan Menteri Susi, ada 500 sampah plastik yang membentuk monster ikan besar ini. Karenanya, demi menjaga dan melestarikan laut Indonesia yang 71 persennya dikelilingi laut, Susi mendorong untuk mengurangi dan kalau bisa tidak lagi menggunakan sampah plastik sedini mungkin.

"Sampah plastik 70 persennya berakhir di lautan kita. Pulang dari sini janji tidak mau lagi pakai kresek, kita pakai tas dari kain, see the future, beatiful bag, cantik kan," Susi memungkasi.

Pawai anti sampah plastik sekali pakai ini diinisasi oleh gerakan Pandu Laut Nusantara yang organisasinya persis dibentuk setahun lalu. Bersama Pandu Laut Nusantara, ada 200 komunitas pecinta laut, seperti penyelam, diver server, WWF ada Walhi ada Greenpeace, dan lainnya.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya