Bahas Rektor Asing, UGM Temui Wapres JK

Menurut rektor UGM, Indonesia sudah mencapai peringkat baik seperti QS World University Rangking.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Agu 2019, 23:07 WIB
Diterbitkan 07 Agu 2019, 23:07 WIB
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono
Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono temui Wapres Jusuf Kalla (Intan/Merdeka)

Liputan6.com, Jakarta - Wakil Presiden Jusuf Kalla menerima Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Panut Mulyono di kantornya, Jalan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Rabu (7/8/2019).

Ada beberapa hal yang dibahas, salah satunya terkait rencana pemerintah yang akan menerapkan rektor asing mengajar di beberapa universitas percontohan.

"Diskusi tentang itu prinsipnya adalah bagaimana tindakan-tindakan kita untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi," kata Panut usai bertemu JK di Kantor Wapres, Jalan Merdeka Utara, Rabu (7/8/2019).

Dia pun sepakat terkait hal itu. Di mana dalam diskusi bersama JK harus bersama-sama memperbaiki tenaga pendidikan di dalam negeri. Menurut dia, Indonesia sudah mencapai peringkat baik seperti QS World University Rangking.

"Itu kan sangat jelas apa yang dinilai skoringnya apa yang dinilai apa saja, item-itemnya apa saja, kita kan sudah tahu, dan sekarang itu pun sudah melakukan di hal-hal macam itu yang terkait dengan kualitas pendidikan kita," ungkap Panut.

Sebelumnya Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menjelaskan Presiden Joko Widodo memberikan lampu hijau terkait usulan penerapan rektor asing yang akan mengajar dibeberapa universitas percontohan. Dia menjelaskan hal tersebut sebagai uji coba dan tantangan tersendiri agar tercipta persaingan yang lebih baik.

"Dalam sebuah kesempatan presiden pernah menyampaikan perlu kita ujicoba. Karena biar menjadi tantangan tersendiri," kata Moeldoko.

Dia juga meminta kepada publik jangan dilihat dari sisi negatifnya saja, namun harus melihat dari sudut pandang secara global. Dengan hadirnya rektor asing ke Indonesia menurut Moeldoko akan menghadirkan kompetisi.

"Presiden sesungguhnya niat baiknya ingin bawa orang Indonesia berkompetisi. Kalau ada rektor dari luar, mungkin ada BUMN dirut dari luar, presiden ingin melihat bagaimana kalau bangsa ini berkompetisi. Poinnya di situ, kita ingin masuki dunia kompetitif," kata Moeldoko.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

Tingkatkan Rangking Perguruan Tinggi

Kemudian Menristekdikti Mohamad Nasir menjelaskan rekrutmen rektor luar negeri ini guna meningkatkan ranking perguruan tinggi Indonesia masuk dalam 100 universitas terbaik dunia.

Nasir mengatakan, praktik rektor asing memimpin perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi publik di suatu negara lumrah dilakukan di luar negeri, terutama di negara-negara Eropa, bahkan Singapura juga melakukan hal yang sama.

Ia mencontohkan Nanyang Technological University (NTU) yang baru didirikan pada 1981, namun saat ini sudah masuk 50 besar dunia dalam waktu 38 tahun.

Reporter: Intan Umbari Prihatin

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya