Liputan6.com, Jakarta - Tak ada jejak dari Audri Viranty Islandi, anggota Paskibraka Kecamatan Klapanunggal, Bogor, Jawa Barat. Gadis 16 tahun itu tiba-tiba hilang usai pamit pergi belajar kelompok ke rumah temannya, dua pekan lalu.
Khawatir, itu yang dirasakan ibunda Audri. Dia selalu bertanya-tanya tentang keselamatan anak perempuannya tersebut.
Berbagai cara telah dilakukan orangtuanya. Mulai dari mencari ke saudara jauh, melacak akun media sosialnya, hingga lapor ke polisi.
Advertisement
"Tim Siber Mabes Polri juga sudah melacak ponselnya, tapi tidak ada percakapan yang mengarah ke hal yang mencurigakan," kata Kiftiah, ibu Audri, kepada Liputan6.com, Jumat (16/8/2019).
Pada 10 Agustus kemarin, sempat ada pesan singkat masuk ke nomor WhatsApp kakaknya yang mengaku sebagai Audri. Dalam pesan itu tertulis, Audri sedang mencari uang di Malaysia dan meminta agar ibunya tidak perlu khawatir.
"Mah, ini Audri, Audri lagi di luar negeri. Mamah tidak usah khawatir, Audri lagi kerja bantu-bantu Mamah. Dapet WA itu saya lapor ke saudara dan diteruskan ke Siber Polri," ungkap Kiftiah.
Setelah dilacak, nomor tersebut benar menggunakan IP Malaysia. Namun, polisi memastikan anggota Paskibraka itu masih berada di Indonesia.
"Lagipula kalau keluar negeri kan harus pakai paspor dan lainnya. Sementara Audri belum punya persyaratan itu," kata Kiftiah.
Â
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:
Tak Belajar Kelompok
Senin 29 Juli 2019 pagi, Audri Viranty Islandi pergi belajar kelompok di rumah temannya tak jauh dari tempat tinggalnya di Perum Coco Garden, Kecamatan Klapanunggal, Bogor.
Saat pergi, Kiftiah, ibunya sempat mengantarkan anak gadisnya hingga depan kompleks perumahan tersebut. Sebelum Audri naik angkot, Kiftiah kembali pulang.
Hari beranjak siang, orangtuanya mulai sedikit cemas lantaran anak kedua dari empat bersaudara ini tak kembali pulang. Padahal, Audri berjanji usai belajar kelompok pulang ke rumah terlebih dahulu sebelum pergi ke sekolah.
"Dia kan sekolah masuk siang. Janjinya mau pulang dulu, karena kan waktu pergi belajar kelompok ga pake seragam sekolah," kata Kiftiah kepada Liputan6.com, Jumat (16/8/2019).
Hingga hari beranjak gelap, Audri tak kunjung pulang ke rumahnya. Orangtuanya sempat menghubunginya berkali-kali, tetapi telepon seluler yang digenggamnya mati.
"Ternyata dia bawa HP tapi kosong, tidak ada kartunya," ucap Kiftiah.
Kiftiah pun semakin cemas. Keluarga akhirnya menanyakan keberadaan Audri ke teman-temannya. Namun, temannya mengatakan kalau Audri tidak ikut belajar kelompok. Bahkan Audri juga tidak masuk sekolah.
Orangtuanya pun semakin khawatir sehingga tepat 24 jam melapor ke kepolisian setempat. Pengumuman pun mulai disebar. Pencarian dalam skala terbatas mulai dilakukan oleh keluarga dan kerabatnya.
Â
Advertisement
Sempat Terlihat di Cileungsi
Berbagai tempat hingga mendatangi rumah teman dekatnya saat duduk di bangku SMP pun dilakukan. Akan tetapi, hasilnya nihil.
"Sekitar dua hari lalu, teman kakaknya sempet ada yang lihat Audri di bawah flyover Cileungsi. Kita cari-cari lagi sekitar situ enggak ada," ungkap Kiftiah.
Menurut Kiftiah, tidak ada yang ganjil sebelum maupun setelah Audri menghilang. Siswi kelas 2 SMK itu tidak pernah memiliki masalah, baik dengan kedua orangtua, adik maupun kakak hingga teman-teman di sekolahnya.
Audri sosok remaja yang tidak pernah bergaul, namun memiliki prestasi dibidang ekstrakulikuler. Salah satunya terpilih sebagai anggota Paskibraka dan calon pengibar bendera mewakili sekolahnya untuk upacara HUT RI di kantor kecamatan.
"Memang ada sih masalah di sekolah, tapi bukan sama teman-temannya dan bukan juga sama guru atau siapapun. Itu tidak perlu saya ceritakan," ungkap Kiftiah.
Kini, Kiftiah hanya bisa memanjatkan doa kepada Tuhan Yang Maha Kuasa agar anaknya bisa kembali pulang dengan selamat.
"Mudah-mudahan secepatnya bisa ditemukan. Mohon doanya," pintanya.