Liputan6.com, Jakarta Lapangan kerja di dalam negeri yang tak cukup luas mengakibatkan sebagaian masyarakat, mencari peruntungan ke luar negeri. Ya, mereka mencari alternatif pekerjaan di luar negeri untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Mengetahui bahwa mendapatkan pekerjaan menjadi hak setiap masyarakat, maka pemerintah pun melakukan kewajibannya. Adalah menjamin dan melindungi masyarakat sebelum berangkat, selama di negara penempatan sampai setelah pulang kembali ke Tanah Air.
Oleh karena itu, Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) secara bertahap memberikan pelatihan keriwausahaan bagi PMI purna dan keluarganya. Pelatihan yang menjadi bentuk perlindungan setelah bekerja di luar negeri itu dikemas dalam Program Pemberdayaan Terintegrasi.
Advertisement
Direktur Pemberdayaan BNP2TKI, A. Gatot Hermawan menjelaskan, dalam upaya meningkatkan kesejahteran PMI Purna dan keluarganya maka perlu diberikan pembekalan kewirausahaan dengan pemberdayaan terintegrasi.
"Program ini bertujuan untuk dapat memanfaatkan penghasilan yang diperoleh selama bekerja di luar negeri agar dapat dimanfaatkan untuk usaha produktif bukan untuk keperluan yang sifatnya konsumtif," jelas Direktur Pemberdayaan BNP2TKI, Selasa (3/9) di Jakarta.
Ia menambahkan, program pemberdayaan terintegrasi diperuntukan untuk PMI Purna dan keluarganya, serta memberikan peluang agar lebih produktif dalam memanfaatkan uang penghasilan dan kemampuan yang ada. Diharapkan melalui program ini, dapat meningkatkan kesejahteraan PMI dan keluarganya dan PMI yang bersangkutan tidak kembali bekerja di luar negeri.
Menurut Gatot, program Pemberdayaan Terintegrasi yang dilakukan BNP2TKI melalui BP3TKI/LP3TKI seluruh Indonesia menitikberatkan pada empat bidang program yaitu ketahanan pangan, ekonomi kreatif, pariwisata, dan jasa. Pada kegiatan ini, peserta akan diberikan edukasi keuangan dan edukasi kewirausahaan termasuk didalamnya praktek dalam mengolah bahan.
Cetak 9.894 Wirausaha
Pada 2015-2018, BNP2TKI melakukan pemberdayaan bagi PMI Purna dan keluarganya sebanyak 25.198 orang di seluruh Indonesia.
Pelatihan yang diberikan antara lain aneka pangan, minuman herbal, kuliner, toko kelontong, ternak ayam, ternak sapi, ternak kambing, ternak lele, ternak ikan mas, kerajinan bambu, rotan dan sebagainya.
Hingga 2019, BNP2TKI berhasil mencetak sebanyak 9.894 orang wirausaha baru dari program pelatihan tersebut. Hal itu menjadi pencapaian BNP2TKI dalam target RPJMN.
Seperti Nurchaeti, PMI Purna dari Singapura yang kini sudah menjadi pengusaha sukses. Usaha yang dirintis Nurchaeti dengan keripik buahnya kini telah menembus pasar lokal baik supermarket maupun hypermart.
Bahkan kripik buah Nurchaeti telah di expor ke berbagai negara seperti Singapura, Brunei Darussalam, Abudhabi, Qatar, Belgia, Jerman, Paris dan Belanda.
Titi panggilan akrabnya, sangat berterimakasih kepada BNP2TKI yang telah memberikan fasilitasi berupa jaringan, pelatihan dan edukasi sehingga usahanya bisa maju dan berkembang.
"Bagi PMI purna yang sudah membentuk usaha akan difasilititasi, seperti berkoordinasi antar instansi terkait dengan Dinas Koperasi dan UKM untuk membentuk Koperasi, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dinas Kesehatanan dan MUI dalam mengajukan permohonan perijinan usaha (Ijin Usaha), Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT), Sertifikat Halal agar produk tersebut secara legal dan memenuhi persyaratan layak sebagai makanan yang dapat dikonsumsi masyarakat," jelasnya
Dengan begitu, lanjut Titi, produk yang dihasilkan mempunyai nilai jual dan mudah dipasarkan ke toko seperti supermarket, indomart, alfamart, alfamidi dan toko-toko lainnya.
(*)