Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Fraksi Gerindra Desmond J Mahesa tidak khawatir kursi pimpinan parlemen mayoritas diisi oleh partai pengusung Presiden Joko Widodo. Bahkan Ketua DPR Puan Maharani berasal dari PDI Perjuangan, pengusung utama Jokowi di Pilpres 2019.
Desmond mengatakan, kemesraan Puan dan Jokowi tidak akan abadi. Puan bisa saja berseberangan dengan Jokowi dalam menentukan arah kebijakan. Sebab, menurutnya, politik seperti angin yang selalu berubah.
Baca Juga
"Kemesraan itu tidak selamanya kemesraan. Kemesraan itu bisa ada perbedaan," ujar Desmond di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (2/10/2019).
Advertisement
Menurut Desmond, Puan dan PDIP bisa tidak terus menerus mendukung pemerintahan Jokowi. Apalagi ini merupakan periode terakhir Jokowi.
"Saya sangat paham Mbak Mega dan Mbak Puan, yang mana yang harus bertindak untuk kepentingan bangsa mana untuk kepentingan yang sekadar untuk menyelamatkan individual yang sudah berakhir kekuasaan 2024," kata mantan aktivis 98 itu.
Menurut Desmond, perubahan sikap bisa terjadi setelah Jokowi memilih menteri kabinet keduanya. Bisa saja, ada yang tidak puas. Dia menyontohkan terjadinya gejolak pada periode kedua Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY.
"Kalau tidak puas, ada pengalaman SBY, setahun pertama sudah gonjang ganjing republik ini, udah selesai. Kami melihat koalisi-koalisi itu sesuatu keniscayaan saja," ucapnya.
Â
Saksikan juga video menarik berikut ini:
Stempel Pemerintah
Desmond menyanjung Puan sebagai Ketua DPR. Dia menilai, pidato Puan lebih berisi dibandingkan pidato penutupan Bambang Soesatyo sebagai Ketua DPR.
Dia berharap Puan akan berbeda dengan Bambang Soesatyo yang dia sebut hanya sebagai stempel presiden untuk melegitimasi kepentingan Jokowi.
"Semoga Puan lebih baik dari pada Pak Bambang Soesatyo. Kalau Bambang Soesatyo kan cenderung melegitimate kepentingan-kepentingan Pak Jokowi saja. Jadi seolah DPR ini stempelnya Pak Jokowi," kata Desmond mengakhiri.
Â
Reporter: Ahda Bayhaqi
Sumber: Merdeka.com
Advertisement