Mahfud Md: Jangan Melawan Kekuasaan dengan Mengatasnamakan Islam

Mahfud Md mengatakan, perkembangan Islam yang ramah ini sudah ditunjukan oleh para ulama terdahulu.

oleh Liputan6.com diperbarui 07 Des 2019, 21:21 WIB
Diterbitkan 07 Des 2019, 21:21 WIB
Mahfud Md
Menko Polhukam, Mahfud Md menunjukkan tanda terima Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN) di Gedung KPK, Jakarta, Senin (2/12/2019). Diberitakan sebelumnya, KPK mengimbau para menteri untuk melaporkan kekayaan mereka ke KPK. (merdeka.com/Dwi Narwoko)

Liputan6.com, Pekalongan - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud Md menyatakan, agama Islam tidak mengajarkan umat manusia melawan kekuasaan dengan mengatasnamakan Islam dengan cara kekerasan.

"Islam adalah Rahmatan Lil-alamin (Rahmat bagi semesta) sehingga kita jangan merasa mau melawan kekuasaan mengatasnamakan Islam dengan kekerasan. Ndak ada ceritanya melawan pemerintah atau mengajak orang lain masuk Islam dengan kekerasan," katanya pada acara Silaturahim Ulama, Umaro, TNI, dan Polri di Pekalongan, Sabtu (7/12/2019) seperti dilansir Antara.

Mahfud Md juga menceritakan perjuangan Nabi Muhammad SAW saat masih hidup hingga wafat tidak pernah sekali pun memaksa manusia masuk (agama) Islam dengan cara memaksa maupun kekerasan karena Allah menciptakan (sesuatunya) dengan perbedaan.

Demikian pula, dengan kondisi negara Indonesia yang diragami dengan banyak perbedaan namun dapat bersatu karena berdasar Pancasila.

"Negara Pancasila, Islam sekarang ini sudah bagus sehingga mari kita kembangkan Islam yang ramah bukan Islam yang marah," kata Mahfud Md.

Mahfud mengatakan, perkembangan Islam yang ramah ini sudah ditunjukan oleh para ulama terdahulu dan kini diwarisi oleh para ulama-ulama yang hadir pada acara di sini (Acara Silaturahim Ulama, Umaro, TNI, dan Polri).

Saksikan video pilihan di bawah ini:


Islam Rahmatan Lil-alamin terus dikembangkan

Menko Polhukam Mahfud Md
Menko Polhukam Mahfud Md (foto: tim humas kemenko polhukam)

Saat ini, kata dia, (ajaran Islam Rahmatan Lil-alamin) terus dikembangkan ke seluruh Indonesia demi untuk eksistensi negara menjadi "baldatun thoyyibatun wa robbun Ghofur".

Bupati Pekalongan Asip Kholbihi mengatakan, acara pertemuan antara ulama, umaro, TNI, dan Polri adalah untuk menanggulangi gejala radikalisme dan ekstrem yang tidak sesuai dengan prinsip berbangsa dan bernegara.

"Pada acara yang dihadiri sekitar 2.500 peserta terdiri atas ulama, umaro, TNI, dan Polri ini sepakat bahwa apapun kondisinya, negara Indonesia harus dipertahankan," katanya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya