Gagal Peluk Jokowi, Saut Situmorang: Tak Boleh Benci Kepala Negara

Saut berharap Jokowi hadir untuk memberikan sambutan. Saut juga berharap bisa memeluk mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelum purna-tugas.

oleh Fachrur Rozie diperbarui 11 Des 2019, 07:13 WIB
Diterbitkan 11 Des 2019, 07:13 WIB
KPK Umumkan Empat Tersangka Baru Kasus E-KTP
Wakil Ketua KPK, Saut Situmorang usai menyampaikan keterangan terkait pengembangan kasus korupsi e-KTP di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (13/8/2019). KPK menetapkan empat tersangka baru sehingga hingga kini telah memproses 14 orang yang terlibat dalam kasus tersebut. (Liputan6.com/Helmi Fithriansyah)

Liputan6.com, Jakarta Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Saut Situmorang gagal memeluk Presiden Jokowi saat pembukaan Hari Anti Korupsi Sedunia (Hakordia) 2019 di Gedung Penunjang KPK pada Senin 9 Desember 2019.

Di hari pembukaan Hakordia, Saut berharap Jokowi hadir untuk memberikan sambutan. Saut juga berharap bisa memeluk mantan Gubernur DKI Jakarta itu sebelum purna-tugas.

Pada perayaan Hakordia 2019, sejatinya KPK mengundang Jokowi untuk membuka acara tahunan tersebut. Namun rupanya Jokowi memilih ke SMKN 57. Alhasil, pembukaan Hakordia 2019 di KPK dibuka oleh Wakil Presiden Maruf Amin.

Saut Situmorang mengaku sedikit kecewa tak bertemu Jokowi sebelum purna-tugas. Saut dan pimpinan KPK jilid IV diketahui akan mengakhiri masa jabatan pada 20 Desember 2019 mendatang.

"Ya 50:50 lah (kecewa tak bisa peluk Jokowi)," ujar Saut di Gedung ACLC KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (10/12/2019).

Meski sedikit kecewa, namun Saut menyatakan dirinya tak pernah membenci Jokowi.

"Enggak boleh ada rasa benci terhadap pemimpin negara. Tetapi jangan juga berhenti mengkritik pemimpin dan negara," kata Saut Situmorang.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya