Tempat Prostitusi di Penjaringan Makin Ramai Setelah Kalijodo Dibongkar

Agung mengatakan, kawasan prostitusi di Penjaringan ini mulai ramai usai magrib hingga menjelang subuh.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2020, 08:37 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2020, 08:37 WIB
Ilustrasi prostitusi
Ilustrasi prostitusi

Liputan6.com, Jakarta - Polda Metro Jaya mengungkap praktik eksploitasi seksual anak di Penjaringan, Jakarta Utara. Kasus human trafficking atau perdagangan manusia itu terjadi di Bar dan Karaoke Kayangan, Kelurahan Rawa Bebek.

Menurut salah satu warga Rawa Bebek, bar tersebut diduga sudah ada sejak 50 tahun lalu.

"Saya tinggal disini lebih dari 30 tahun. Saya sih yakin ini sudah berumur 50 tahun," kata Wakil RT 02, Agung Tomasia, di lokasi, Rabu (22/1/2020).

Agung mengatakan, kawasan yang dikenal 'Royal' ini mulai ramai usai magrib hingga menjelang subuh. Selama beroperasi, kafe dapat meraup untung hingga puluhan juta rupiah.

"Semalam itu sekitar Rp 40 juta per malam, itu per kafe. Mulai pukul 8 malam ya sampai menjelang subuh. Di sini itu ada 25 an kafe," katanya.

Lebih lanjut ia menceritakan, kalau lokasi prostitusi tersebut berdiri satu per satu hingga ramai saat ini. Bahkan, sebagian besar kafe tersebut pindahan dari Kalijodo usai digusur menjadi ruangan buka hijau.

"(PSK nya) Di sini ada yang freelance dia nggak ada ikatan antara pengusaha kafe, jadi boleh di mana-mana dan tidak tinggal di tempat, rata-rata dari luar. Jadi 60 persen freelance itu, mayoritas Indramayu. Tinggal di luar, di daerah Teluk Gong, bahkan dari Bogor ada. Untuk pelanggan itu macam-macam, tapi paling banyak itu ABK (Awak Buah Kapal)," bebernya.

Dalam membuka usaha di Rawa Bebek, Agung menambahkan, kalau tiap kafe harus menaati peraturan dari wilayah setempat. Di mana salah satunya tak boleh beroperasi selama bulan puasa.

"Kita datangi dan inilah aturan-aturan di wilayah kami seperti ini, malam Jumat kaga ada kegiatan kaga ada musik, hargai acara keagamaan Islam, lebaran tidak ada aktivitas dan bulan puasa itu tutup total," pungkasnya.

Merdeka.com mencoba menelusuri lokasi tersebut, yang disebut-sebut sebagai Kalijodoh kedua. Guna mencapai tempat tersebut, harus melewati perumahan warga padat penduduk, yang hanya dipisahkan oleh gang. Bahkan, pelanggan harus melewati Pos RW yang jaraknya kurang lebih 50 meter.

Lokasi prostitusi itu memiliki ciri khas adalah tempat duduk permanen di depan bar.

Tempat itu terlihat gelap karena minimnya sinar matahari yang masuk. Disetiap pintu masuk bar, para pelanggan akan melihat nama-nama seperti Intan, Warung Remang-Remang, Salon Gaul, dan Kafe Kayangan.

Tak hanya itu, lokasi prostitusi ini pun terdapat di pinggir rel kereta api lintasan Angke dan Kampung Bandan yang berada antara perbatasan Jakarta Barat dan Jakarta Utara. Untuk lokasi ini, para pelanggan hanya bersenang-senang sebatas minum dan makan.

Untuk tempat yang digerebek kepolisian, terlihat garis dan segel dari Satpol PP.

 

Saksikan video di bawah ini:

Ramai Usai Kalijodo Dibongkar

Berdasarkan keterangan Wakil Ketua RT 02 Agung Tomasia, lokasi tersebut semakin ramai usai Kalijodo digusur oleh petugas dan diubah menjadi ruang terbuka hijau.

"Ya mereka (PSK) pindahan dari sana (Kalijodo)," katanya saat ditemui di lokasi, Rabu (22/1/2020).

Katanya, total bar yang membuka bisnis prostitusi tersebut berjumlah puluhan.

"Ada 25 tempat, mereka ada yang sediakan kamar, ada yang hanya sediakan bar, dan ada dua-duanya," katanya.

Reporter: Ronald

Sumber: Merdeka

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya